BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil, Pangdam/III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi dijadwalkan akan disuntik vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China pada Selasa, 25 Agustus 2020.
“Insya Allah kami bertiga terjadwal di tanggal 25 ya. Tanggal 25 itu hari Selasa, jadi hari Selasa mohon izin Pak Kasad, Pak Wakapolri, kami akan menjadi relawan di sana bersama masyarakat, dan dilakukan penyuntikan vaksin,” kata Kang Emil di Kota Bandung, Jumat (21/8).
Jadwal penyuntikan vaksin orang nomor satu di Provinsi Jabar tersebut disampaikan saat dirinya menerima kunjungan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Prakasa dan Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang masuk dalam Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), di Gedung Sate Bandung.
Baca Juga:Bangun Sinergitas Hadapi KoronaSeri belajar Filsafat Pancasila 8
Pada kesempatan tersebut ia memohon doa dari Kasad dan Wakapolri dan masyarakat, supaya proses tersebut berjalan dengan lancar tanpa kendala dan menurutnya hal tersebut ialah sebuah upaya bela negara untuk mengatasi masalah COVID-19.
“Mohon doanya. Doakan semuanya berjalan lancar, karena kalau ada reaksi-reaksi ya kami harus bertanggung jawab dan juga menjadi kesaksian. Tapi sampai hari ini dari ratusan sudah, alhamdulillah lancar,” katanya.
Kang Emil juga mengapresiasi pernyataan Kasad bahwa pemberian vaksin ini membutuhkan relawan-relawan dari TNI dan Polri supaya pemberian vaksin kepada masyarakat secara massal tidak harus menunggu proses satu tahun namun bisa hanya sampai tiga bulan, dengan adanya keterlibatan TNI dan Polri.
“Jadi kami, khususnya saya, Pak Kapolda, Pak Pangdam, akan menjadi relawan minggu depan. Dan kalau Desember lancar, maka Januari sudah bisa diproduksi vaksinnya,” katanya.
Lebih lanjut ia menyatakan tingkat pengetesan swab untuk COVID-19 di Jawa Barat sudah mencapai 189 ribu namun jumlah itu sangat kecil jika ditinjau dari persentase dengan penduduk Jawa Barat yang sekira 50 juta jiwa.
Oleh karena itu Kang Emil juga meminta bantuan alat PCR kepada Kasad dan Wakapolri.
“Untuk pengetesan sudah tertinggi kedua setelah Jakarta tapi karena sering dilihatnya harus pakai persentase, maka karena penduduknya besar, 50 juta, persentase kami terlihat masih kurang maksimal,” kata dia. (rls)