Setelah vaksin itu tiba di Bandung, Bio Farma melakukan pembotolan dan seterusnya. “Jadi akan ada untuk komponen dalam negerinya,” ujar Iwan.
Bio Farma, katanya, baru akan memproduksi sendiri setelah uji klinik tahap 3 selesai dievaluasi dan dinyatakan berhasil.
Maka membeli dulu dari Tiongkok itu saya anggap langkah yang sigap. Saya salut tim Erick Thohir mampu menemukan jalan kuda itu. Dirut Bio Farma sendiri sampai hari ini masih di Tiongkok. Untuk bisa bertemu langsung Sinovac di tengah pandemi.
Baca Juga:Karang Taruna Kampung Pangauban Gelar Gowes Bareng Berhadiah 2 SepedaFinal Liga Champions: Sama-sama Punya Ambisi Besar
Pertemuan dua menteri Indonesia dengan Menlu Tiongkok sendiri memilih tempat di Hainan. Pilihan yang tepat. Hainan hanya 3,5 jam terbang langsung dari Jakarta. Dengan pesawat carter. Mereka bisa langsung balik ke Jakarta hari itu juga. Tanpa harus bermalam di sana.
Gerak cepat itu memang menjadi ciri khas orang seperti Erick Thohir.
Apalagi pemerintah sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan antara 4,5 sampai 5 persen. Angka yang sangat optimistis. Saya sampai terkaget-kaget.
Berarti prioritas vaksinasi nanti harus dikaitkan dengan sektor-sektor ekonomi: para karyawan pabrik, para pramugari dan awak angkutan, komunitas pasar, dan seterusnya.
Siapa pun yang diprioritaskan tetap saja baik untuk semua. Dengan 40 juta orang yang akan divaksinasi berarti potensi penularannya juga turun.
Sejauh ini isu negatif yang sempat ramai sudah reda. Tidak ada lagi isu halal-haram. Tanpa harus terjadi caci-maki.
Pun reda sendiri isu ‘kok rakyat jadi kelinci percobaan’ –mengapa tidak pemimpinnya. Seperti Presiden Duterte di Filipina. Atau anak perempuan Presiden Putin di Rusia. Terutama setelah Menteri Erick Thohir memberi keterangan tidak mau jadi relawan uji klinis. Padahal Erick tidak mungkin jadi relawan. Tempat tinggalnya tidak di Bandung –harus dekat dengan Bio Farma yang pusatnya di Bandung.
Baca Juga:Memaknai Kemerdekaan dan Hijrah Hakiki di Masa PandemiPeka Terhadap Kondisi Psikologi Anak di Masa Pandemi
Maka tepat sekali ketika Gubernur Jabar Ridwan Kamil, cepat memadamkan isu itu. Ia langsung mendaftar jadi relawan. Demikian juga Pangdam Siliwangi dan Kapolda.
“Saya mendapat giliran suntik tanggal 25 Agustus,” ujar Ridwan Kamil ketika saya telepon kemarin. Berarti Selasa lusa.
Gubernur merasa sudah mendapat penjelasan lengkap mengenai konsekuensi menjadi relawan. Termasuk harus menjalani dua kali suntikan. Ia merasa aman-aman saja.