Maka dilakukanlah pendidikan untuk mengembangkan usaha. Sesama anggota harus sering bertemu. Agar kalau ada yang terkena masalah segera dicarikan jalan keluar.
Pendidikan berikutnya adalah level enam: Strategi Eksekutif. Ini menyangkut pelajaran manajemen perusahaan. Terakhir pendidikan keuangan: cara cerdas kelola keuangan perusahaan.
Begitulah mereka.
Meski baru, gerakan MTR ini berkembang pesat. Anggota Facebook-nya saja sudah 100.000 orang.
Baca Juga:Perempuan, Kebodohan, dan Kemiskinan dalam Pandangan IslamPemekaran Daerah Terganjal Moratorium
Awalnya itu hanya organisasi kecil bernama PTR –pengusaha tanpa riba. Program utamanya: menggapai hidup mulia dan hidup berkah.
Itu baru dibentuk tahun 2015 lalu. Yang mempelopori adalah anak muda ahli marketing –dalam ilmu dan praktik. Ia pernah menjadi manajer marketing yang sukses di perusahaan besar seperti Gugang Garam dan Djarum.
Saya tahu namanya. Ia sering menghubungi saya lewat WA. Tapi ia keberatan disebutkan namanya. Ia tidak ingin jadi orang terkenal.
Ia asli Bondowoso tapi tinggal di Sentul. Dekat Jakarta. Ia tipe teknokrat: bisa merencanakan, bisa mengembangkan, bisa membuat target, dan bisa merumuskan/mengerjakan rencana itu sampai mencapai target yang ditetapkan: masyarakat tanpa riba itu.
Mulyono adalah salah satu contohnya yang sukses.(Dahlan Iskan)