Oleh: Widya Astorina, S.Kom., M.Pd.
Pendidik Generasi
Aspek pendidikan tidak luput dari dampak pandemi covid-19. Berbagai kendala dihadapi dalam upaya mencerdaskan generasi. Mengingat pembelajaran tatap muka di kelas menjadi hal yang tidak memungkinkan dilaksanakan karena kekhawatiran akan tertularnya virus covid-19. Di sisi lain kegiatan pembelajaran tidak mungkin terhenti selama masa pandemi. Pendidikan tetap menjadi salah satu aspek yang paling penting dalam rangka menjadikan generasi yang beradab dan berilmu. Sehingga pemerintah mencari cara agar pembelajaran dapat terus berlangsung dengan tetap memperhatikan berbagai protokol kesehatan covid-19.
Upaya-upaya yang dilakukan mulai dari pembelajaran daring yang menggunakan berbagai media, pembelajaran luring sebagai solusi bagi siswa yang terkendala dengan media komunikasi dan jaringan internet, kebijakan untuk membuka kembali pembelajaran tatap muka bagi daerah yang terketegori zona hijau, hingga mengizinkan zona kuning agar dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Bukan tidak mungkin kebijakan tersebut diubah kembali. Karena nyatanya penyebaran covid-19 kian meluas.
Baru-baru ini, konferensi PGRI Kabupaten Bandung yang digelar pada senin (31/08/2020) di Gedung PGRI Katapang, Kabupaten Bandung menghasilkan beberapa visi ke depan, diantaranya mampu membentuk karakter guru-guru untuk lebih professional dan inovatif, terlebih di masa pandemi ini.
Baca Juga:Demokrasi Dari, oleh dan Untuk Rakyat yang Mana?Mafia Jual Beli Jabatan Libatkan “Orang Dalam”
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Sugiato berharap “Melalui PGRI peran guru bisa lebih kreatif dan inovatif saat memberikan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini. Apalagi sekarang sudah mulai digiatkan guru kunjung yang langsung bisa tatap muka dengan siswa. Itu merupakan sebuah langkah untuk meningkatkan pembelajaran siswa secara signifikan”, pada laman dara.co.id (31/08/2020).
Profesionalisme dan inovasi guru dalam hal ini berpegang pada rancangan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum Pendidikan yang fleksibel, sehingga siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Pendidikan dengan kurikulum ini menjadi fenomena yang merespon kebutuhan revolusi industry keempat, dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah, dan tentu saja menemukan kemungkinan-kemungkinan inovasi baru. Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi millennial mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.