SUBANG-Sejumlah lahan persawahan di Pantura mulai alami kekeringan. Pasalnya, curah hujan sangat minim di tengah puncak musim kemarau.
Anggota DPRD Subang Albert Anggara Putra menilai Pemda Kabupaten Subang lambat dalam mengantisipasi persoalan ini. Sebab, petani juga desa dilapangan berjibaku dalam hal memenuhi kebutuhan air termasuk bagi kepentingan Pertanian.
“Saya lihat, dalam sebulan terakhir di lapangan petani begitu disibukan dengan persoaln air. Sebab, tak jarang lahan sawah mereka harus kering karena beberapa hari tak tersentuh air yang saat ini pakai sistem giliran,” kata Albert kepada Pasundan Ekspres, Rabu (16/9).
Baca Juga:Komunitas Hijrah Bangkit KembaliGibas Tantang Bupati dan Wabup Bersihkan Mafia Jabatan
Menurutnya, persoalan kekeringan hampir terjadi setiap tahun terutama di puncak kemarau. Namun, saat ini, ia menilai keberpihakan pemerintah dan peran dalam penanggulangan masalah kekeringan ini belum terlihat.
“Apa langkah yang sudah dilaksanakan? Saya belum mendengar, bahkan beberapa kali pemberitaan yang saya tahu, sekian hektare sawah sudah alami kekeringan. Warga dan petani piket jaga air, bahkan juga ada yang mengawal hingga ke luar daerah,” jelasnya.
Albert menambahkan, saat ini persoalan air menjadi urgensi yang sangat penting termasuk bagi petani. “Setelah sebelumnya pupuk kini petani menghadapi ancaman kekeringan, bahkan sawah yang sudah tumbuh yang mengalami kekeringan juga banyak.
Nah Pemda harus segera duduk bersama dengan pihak terkait, segera mengambil langkah strategis dan taktis, termasuk misalnya dalam penyelamatan sawah yang kekeringan,” tuturnya.
Seperti diberitakan Pasundan Ekspres sebelumnya, Petani, Pemerintah Desa, Mitra Air dan juga dari Pengamat Pengairan terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian diwilayah Pantura. Bahkan, pengawalan giliran air terkadang hingga melampaui batas desa, Kecamatan hingga lintas Kabupaten.(ygi/sep)