SUBANG-Sekitar 365 hektare area sawah di wilayah Kecamatan Legonkulon alami kekeringan pasca tanam padi. Seperti yang terjadi di area pesawahan Desa Karangmulya, hampir 120 hektare sawah kekeringan.
Sekdes Karangmulya Komarudin menyebut saat ini areal pertanian Desa Karangmulya yang mengalami kekeringan dan terancam gagal panen, akibat kekeringan sekitar 120 ha, tidak tanam 20 ha, sedangkan total luas area sawah sekitar 365 ha.
Kondisi tersebut disebabkan pasokan air dari Saluran sungai Pangarengan yang bersumber dari Saluran Irigasi Induk Bugis, kurang memadai. Sehingga air tidak sampai ke area sawah di Desa Karangmulya.
Baca Juga:4.000 Rumah Tangga Miskin Sudah SejahteraLahan PT RNI Jadi Kawasan Industri dan LP2B
Namun demikian kata Komeng sapaan akrabnya, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Karangmulya untuk menanggulangi kondisi itu melakukan pompanisasi bersama petani setempat yang airnya bersumber dari Sungai Cipunagara, hanya saat ini tidak bisa dilakukan karena kondisi airnya asin. “Pemdes bersama petani sudah upaya pompanisasi dari Sungai Cipunagara, tapi airnya asin,” kata Komeng.
Sementara itu, sejumlah stekholder saat ini sedang berupaya menangani kondisi tersebut, dengan melakukan rapat koordinasi dengan PJT hingga ke BBWS. Seperti yang disampaikan Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Legonkulon Siti Patimah, SP.
Menurut Fatimah, hasil rapat dengan PJT pada hari Rabu (16/9) kemarin, Tim Kabupaten Subang akan meluncur ke PNK 3 untuk penambahan debit air. Dan menurut pihak PJT debit air masih mencukupi untuk mengairi sawah yang kekeringan tersebut.
Bahkan kata dia, Kamis malam (17/9) pompa dari BBWS akan menuju ke Legonkulon untuk menyedot air dari Sungai Cipunagara.
Soal posisi pompa nantinya akan berada di Sukamanah untuk mengairi area pesawahan di Desa Pamanukan Sebrang, Karangmulya, Bobos dan Desa Pangarengan. “Semoga dengan upaya ini, kondisi kekeringan dapat ditanggulangi, dan sawah petani tidak kering lagi,” tukasnya.(dan/sep)