SUBANG-Bupati Ruhimat dan Wabup Agus Masykur telah melaunching 15 desa wisata, tahun 2019 lalu. Disparpora membantah hanya sekedar launching saja. “Desa wisata itu bukan sekedar launching saja, tapi kami tindaklanjuti dengan melakukan berbagai pembinaan,” kata Kepala Seksi Pengembangan SDM Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat serta IT Disparpora Subang, Ida Erlinda kepada Pasundan Ekspres, beberapa waktu lalu.
Desa wisata tersebut antara lain Cibeusi, Cibuluh, Cisaat, Cirangkong, Banceuy, Bunihayu, Kawungluwuk, Cupunagara, Kasomalang Kulon, Pasanggarahan, Tanjungsiang, Cimanggu, Buniara, Sukakerti dan Cisalak. “Yang sudah ada progres yang cukup signifikan yaitu Cibeusi dan Cibuluh, tapi yang lainnya juga ada progres,” ungkapnya.
Dia mengatakan, desa wisata tersebut digerakan oleh masyarakat setempat. Konsep gotong royong mutlak diterapkan agar desa wisata berhasil. “Konsep desa wisata ini kan pemberdayaan masyarakat, jadi keterlibatan masyarakat setempat sangat penting,” katanya.
Baca Juga:Gedung Kebudayaan Dibangun sebagai Pusat LiterasiKemarau, Kekeringan di Topografi Karst dan Kemunculan Sungai Bawah Tanah yang Menggemparkan
Desa wisata telah menjadi andalan wisata baik di dalam maupun luar daerah. Bahkan di antaranya ada desa wisata yang dijadikan percontohan daerah lain. “Cibeusi dan Cibuluh dijadikan objek studi banding dari kabupaten/kota lain, seperti Magelang, Semarang dan Bandung. Mereka menganggap desa wisata di Kabupaten Subang sudah berhasil,” katanya.
Dia menyampaikan, pengelola desa wisata agar menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. “Desa wisata harus menjalin dengan berbagai pihak atau disebut pentahelix,” ujarnya.
Penggerak Desa Wisata Cibeusi, Karya mengatakan, desa wisata masih memerlukan dukungan dari pemerintah salah satunya mengenai infrastruktur. “Dukungan infrastruktur tentunya sangat dibutuhkan agar desa wisata semakin baik dan memadai,” ungkapnya.(ysp/sep)