Yang ketiga, usahanya dilakukan dengan mengembangkan nilai-nilai psiritual. Bahwa usahanya dilakukan dengan berlandaskan sebagai bagian untuk menjawab perintah Tuhan. Seperti Protestant Ethic, yaitu sebuah perilaku ekonomi yang dijalankan sebagai bagian untuk menjalankan perintah Tuhan sebagai manusia yang terpilih. Atau Islamic Ethic,yaitu perilaku ekonomi yang dilandasi agar tugas kekhalifahan seseorang muslim menjadi sempurna dengan menunjukkan kemandirian ekonomi dan kemampuannya memberikan manfaat yang besar kepada orang lain dan lingkungan atau Ikhoirun annass, yanfa uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Ada banyak ajaran agama terkait bagaimana seharusnya ekonomi dijalankan dengan baik dan benar. Dalam Islam, ada fiqih muamalah yang berkaitan dengan berbagai aturan dan etika dalam menjalankan ekonomi.
Yang keempat, bagaimana pelaku ekonomi menikmati hasil usahanya, pekerjaannya, dan bisnisnya dengan cara yang sederhana. Ini artinya, dalam menikmati hasil usahanya pelaku ekonomi diharapkan tetap mengedepankan aspek kepatutan dan kesederhanaan. Tidak memamerkan harta kekayaannya dengan eksplosif dan mencolok. Pelaku ekonomi mendasari memanfaatkan hasil usahanya dengan tetap berlandaskan kepada nilai-nilai spiritual atau nilai agama yang melarang pamer kekayaan. Sebut saja dalam Quran Surat At-Takatsur yang menyebutkan larangan untuk memamerkan kekayaan secara berlebihan. Inilah behavioral Economic yang dilandasi nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Demikian, semoga bermanfaat. Mari kita diskusikan dan semoga bermanfaat. Wallahualam bishawab.. Afwan Salam Kang Marbawi.