Dengan demikian, akan ada beberapa materi di dalamnya yang akan dipangkas, dikurangi, dihilangkan atau sejenisnya. Jika kebijakan ini akan diresmikan, perlu dicermati sejarah mana yang akan dipangkas? Karena bukan tidak mungkin, untuk kepentingan tertentu, sejarah kekejaman PKI, sejarah peradaban Islam atau sejarah jasa para ulama dihilangkan. Ini sangatlah berbahaya, karena akan menghilangkan memori bagi generasi mendatang.
*Bagaimana jika Kebijakan Pelajaran Sejarah dihapus pada Jenjang SMK?*
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan dimana lulusannya dicetak untuk dapat berdaya guna di dunia kerja/industri. Mengacu pada kebijakan kurikulum pendidikan 4.0, SMK sangat relevan dengan kurikulum tersebut. Dimana kurikulum pendidikan 4.0 mengarahkan lulusannya pada tuntutan adaptasi perkembangan teknologi generasi ke-4 yang serba canggih. Selintas cukup menarik bagi para siswa/i dan orangtuanya. Akan tetapi, kurikulum ini jika tidak diimbangi dengan pengetahuan agama, sejarah, dan lain-lain, maka mereka akan dicetak menjadi “mesin industri”. Mindset mereka hanya akan berpikir pada pekerjaan, dunia usaha, meraih keuntungan, mengejar kecanggihan yang terus berkembang dan pemikiran-pemikiran kapitalistik lainnya dengan meminimalisasi pembelajaran softskill lainnya, termasuk pelajaran sejarah.
Mereka akan “mati rasa” akan pengetahuan sejarah. Sehingga wacana kebijakan penghapusan pelajaran sejarah harus disikapi dengan arif dan penuh dengan pertimbangan yang matang. Akan dibawa pada arah mana generasi bangsa ini jika pendidikan yang diberikan hanyalah ilmu duniawi?
Baca Juga:Seri Belajar Filsafat Pancasila 14Berpadunya Fenomena Geografi,Pilkada dan Covid-19, Sudah Siapkah Menghadapinya
*Pentingnya Sejarah dalam Pandangan Islam*
Allah Swt. memerintahkan kepada seluruh umat manusia agar berkaca dan belajar pada sejarah melalui tadabbur dan tafakkur atas ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat 35 Surah yang memuat kisah sejarah, dengan jumlah ayatnya lebih kurang 1600 ayat dari keseluruhan ayat Al-Qur’an. Dua per tiga Al-Qur’an disajikan dalam bentuk kisah serta banyaknya hadis yang dapat dijadikan pedoman hidup bagi manusia di dunia.
Dikatakan di dalam Al-Qur’an yang artinya “… Perhatikanlah sejarahmu, untuk masa depanmu” (QS. Al-Hasyr[59]: 18). Maka betapa pentingnya sejarah dalam kehidupan manusia. Sehingga tidak layak sejarah dikesampingkan dalam pembelajaran.