LEMBANG-Setiap harinya, sebanyak 150 ton susu diterima Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) dari 4.500 anggota yang aktif. Jumlah tersebut baru 20 persen dari produksi nasional.
Dari 150 ton, 90 persen susu dikirim ke industri. Sedangkan baru 1 persen yang diproduksi sebagai produk olahan seperti susu pasteurisasi dan yoghurt.
Ketua Pengurus KPSBU, Dedi Setiadi mengatakan produk olahan susu akan memberikan nilai tambah pada susu. Akan tetapi, produk olahan susu dari KPSBU masih terbatas. “Kami ingin menambah produk olahan susu. Namun, masih dalam pertimbangan pilihan produknya yang mana saja,” ujar Dedi pada Selasa (6/10).
Baca Juga:Untuk Tingkatkan Produksi, Petani Dituntut Lebih ModernDinas Perikanan Kabupaten Subang Prioritaskan Bantuan Benih Ikan, Begini Caranya
Dedi mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memproduksi keju. Dia menyebutkan untuk memproduksi sendiri, diperlukan pabrik. “Kami harus membangun pabriknya lebih dulu,” ujar Dedi.
Selama ini, diakui Dedi, banyak produsen keju rumahan yang menggunakan susu KPSBU sebagai bahan dasarnya. Oleh karena itu, KPSBU juga ingin menjadi bagian dari produsen keju. Apalagi pasokan susu dari peternak terus bertambah.
Saat ini, lanjut Dedi, jumlah anggota KPSBU adalah 7.500 peternak. Namun yang aktif menyetor susu sekitar 4.500 anggota.
Dedi mengatakan KPSBU terbuka untuk peternak yang ingin bergabung. Persyaratannya, memiliki sapi perah dan rutin menyetor susu sebanyak 12 liter tiap hari selama 8 bulan. Akan tetapi, baru bisa menjadi anggota aktif setelah menjadi penyetor susu selama dua tahun. “Selama 2 tahun, peternak tetap didampingi. Nantinya, setelah dua tahun dan menjadi anggota, akan diberikan hak-haknya sebagai anggota seperti mendapatkan akses kesehatan gratis dan bantuan pendidikan bagi anak peternak yang masih duduk di sekolah dasar,” ujarnya.(eko/sep)