SUBANG-Banyaknya pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia saat dengan menjalani perawatan di RSUD Kelas B Subang, sangat memprihatinkan. Ditenggarai penanganan yang tidak optimal disebabkan berbagai faktor seperti minimnya petugas ICU yang bersertifikasi hingga pasien yang sudah kritis saat dirujuk ke RSUD.
Penelusuran Pasundan Ekspres ke ruang perawatan di RSUD Kelas B Subang yang merupakan rumah sakit rujukan tingkat Provinsi. Ternyata hanya ada 3 ruang perawatan untuk pasien Covid-19 dengan ruangan yang bertipe Hijau, Kuning dan Merah.
Ruangan Hijau adalah Ruang Alamanda yang khusus menampung dan merawat pasien yang terpapar Covid dengan skala ringan, khusus Ruangan Kuning bagi pasien Covid yang tergolong pasien dengan skala ringan menuju sedang. Adapun Ruangan Merah khusus bagi pasien dengan skala berat hingga kritis.
Baca Juga:Ridwan Kamil Dukung Terbitkan PerppuDidemo Buruh, Kepala Daerah Ramai-ramai Tolak UU Cipta Kerja
Ruangan Merah dilengkapi 5 tempat tidur, ventilator, evapinter, oksigen, pasien monitor dengan ruangan bertekanan negatif. Sedangkan untuk ICU Covid Ruangan Kuning PIE Flamboyan dilengkapi dengan 6 tempat tidur, oksigen, dan bisa dipasang ventilator (jika ada keadaaan darurat) dengan ruangan betekanan negatif. Sementara untuk diruangan hijau Alamanda dilengkapi oksigen, kipas angin dan 42 tempat tidur dengan ruangan bertekanan positif.
Plt Direktur RSUD Kelas B Subang dr. Ahmad Nasuhi mengakui keterbatasan petugas ICU bersertifikasi yang hanya memiliki 20 petugas. Namun hal itu bukan hanya terjadi di RSUD Kelas B Subang saja, melainkan di Rumah sakit lainnya. “Ada petugas yang bertugas di ICU Covid, juga bertugas di ICU umum. Padahal untuk menangani pasien Covid-19 dibutuhkan 1 pasien 1 didampingi 1 orang petugas karena keterbatasan petugas tersebut. Ini menjadi kendala ketika petugas ICU bersertifkasi harus bertugas di ICU Covid dan harus bertugas juga di ICU umum. Kami tegaskan sangat minim, kami membutuhkan petugas ICU yang bersertifikasi saat ini,” kata Ahmad.
Adapun pasien meninggal dunia sebelumnya sudah dinyatakan kritis/berat terpapar Covid-19 yang baru dirujuk ke RSUD. Selain itu juga disebabkan pasien memiliki penyakit penyerta (bawaan), hingga imunitas tubuhnya cepat menurun. “Bahkan sering kali terjadi ketika sudah dirawat pasien kembali normal, namun tiba-tiba drop dan tidak sadarkan diri. Dan meninggal dunia kebanyakan karena adanya penyakit penyerta,” ujarnya.