SUBANG-Pandemi Covid-19 berdampak cukup siginifikan terhadap koperasi. Kondisi ini membuat pemerintah berpikir keras untuk membangkitkan koperasi yang terpuruk.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini koperasi yang bertahan tercatat sekitar 20 persen saja. Kondisi itu terjadi saat Maret dan April.
Namun seiring berjalannya waktu, koperasi yang bangkit terus bertambah. Bangkitnya koperasi itu tidak terlepas dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga:Tak Diperhatikan Pemerintah, Hotel Tetap Bayar Pajak Meski TutupBingung Nongkrong? Di Food Court Pasundan Aja, Ada Angkringan Juga
“Setelah keluarnya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui subsidi bunga, restrukturisasi itu membuat bangkit kembali,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, usai menghadiri Monitoring dan Evaluasi terhadap Koperasi dan KUD Terdampak Covid-19, Senin (12/10) di Aula Dekopinda.
Program PEN Berperan Membangkitkan Kembali
Dia mengatakan, bangkitnya kembali koperasi di Jawa Barat setelah berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Saat PSBB, koperasi mengalami kesulitan.
Kepala DKUPP Kabupaten Subang, Dadang Kurnianudin mengatakan, program konkrit untuk membangkitkan kembali koperasi yang terpuruk karena Covid-19 yakni dengan menganggarkan sebesar Rp 2,4 miliar.
“Kami siapkan 2,4 miliar. Mudah-mudahan bisa menyangga maupun membangkitkan koperasi agar bisa berjalan kembali,” katanya.
Ketua Dekopinda Kabupaten Subang, H Daeng Makmur Tahir mengatakan, sejauh ini terus melakukan monitoring terhadap koperasi-koperasi yang terdampak Covid-19. Kondisi koperasi yang sangat terdampak terjadi di bulan Maret dan April.
“Setelah itu koperasi-koperasi kembali berjalan normal kembali,” ujarnya.
Dia mengatakan, tidak semua koperasi terkena dampak Covid-19. Koperasi yang bergerak di bagian produsen dan konsumen justru mengalami peningkatan penghasilan.(ysp/ded)