“Kita sempat hitung, disiasati menggunakan pelindung plastik mika setiap meja siswa. Tapi ternyata anggarannya sangat besar, tidak mungkin ter-cover,” ungkap Kepala Disdikbud, Tatang Komara. Akhirnya hingga kini sebagian besar belum ada sekolah tatap muka di Subang, kecuali sekolah swasta kategori sekolah unggulan. Memiliki anggaran yang besar seperti As-Asyifa Boarding School. Izinnya pun tidak mudah. Perlu izin dari beberapa Kementerian sekaligus.
Ekonomi Digital Tumbuh
Dalam hal digitalisasi sebenarnya Pemkab Subang sudah memiliki political will yang cukup baik. Setidaknya ada dua produk kebijakan yaitu Perbup No 120 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SBE) dan Perbub No 111 tahun 2019 tentang E-Office. “Peraturan ini sudah baik, mengarah pada layanan pemerintahan berbasis digital,” jelas Mas Indra.
Melihat kesenjangan digital di Subang hadirlah perusahaan penyaji layanan internet bernama NUFI (Nusantara Wi-Fi) yang beroperasi sejak 2019 lalu. Hadir pula program BAKTI dari Kementerian Kominfo bekerjasama dengan LAK Galuh Pakuan. Membuka jaringan, mendirikan tower agar daerah terpencil di wilayah Subang selatan seperti di Kecamatan Cijambe bisa terkoneksi internet. Program Desa Digital itu pernah diresmikan oleh Wakil Menteri Desa PDTT, Budi Arie Setiadi pada pertengahan Agustus lalu.
Memang diakui Dinas Kominfo Subang, “tol langit” Subang masih bolong-bolong. Wajar saja sinyal internel naik turun, orang Sunda biasa menyebutnya lup lep. “Belum bisa ngebut, ibarat jalan masih bolong-bolong, benar itu tantangan kita. Saya siap diberi target oleh Bupati, apalagi kita akan menjadi Kawasan industri,” tambah Mas Indra, menyadari tugas beratnya itu.
Baca Juga:Ketua Fatayat NU: Wanita Harus Punya Daya Saing Tapi Jangan Lupa KodratnyaKader PKB Deklarasikan Subang Kita Hijau (SKH), Kang Maman: Ayo Hijaukan Subang!
Bolongnya jaringan internet di wilayah Subang masih cukup banyak. Berdasarkan data Telkomsel yang diterima Dinas Kominfo, ada 77 desa di Subang yang belum terkoneksi jaringan. Bisa jadi ditambal jaringan atau penyedia internel lainnya. Sebagian lagi masih ada yang blankspot. Terutama di Kawasan perbukitan, pegunungan di Subang selatan. “Kita belum survey semuanya,” sambung Mas Indra.
Jaringan internet pun menjadi perhatian Pemprov Jabar. Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil menargetkan akan memasang 3.000 kilometer jaringan baru fiber optik. Penambahan itu dialokasikan untuk 27 kabupaten/kota di Jabar. Secara topografi, wilayah Jabar selatan masih tertinggal dibanding jaringan internet di wilayah tengah dan utara. Tak tanggung-tanggung Pemprov Jabar menggelontorkan anggaran Rp500 miliar. Diharapkan dalam kurun waktu 5 tahun pemerintahan Gubernur Ridwan Kamil, target itu bisa tercapai untuk mewujudkan smart province. Nantinya jaringan FO itu akan dipasang di sepanjang bahu jalan provinsi.