Rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi massal secara bertahap mulai bulan November mendatang disambut baik oleh berbagai kalangan masyarakat. Harapan akan segera terbebasnya negeri ini dari Wabah Covid – 19 pun kian terbuka lebar. Pandemi yang telah berlangsung lebih dari setengah tahun itu memang telah meluluhlantahkan berbagai sendi kehidupan masyarakat. Tingkat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta angka perceraian yang disebabkan oleh faktor ekonomi meningkat secara drastis selama masa pandemi. Selain itu angka kriminalitas pun kian mengkhawatirkan seiring kian menyempitnya kesempatan kerja.
Adapun mereka yang termasuk ke dalam kelompok dengan resiko tinggi akan menjadi prioritas dari program tersebut. Kelompok yang dimaksud adalah mereka yang berada di garda terdepan dalam penanganan Covid – 19 seperti tenaga kesehatan serta orang – orang yang terlibat aktif dalam pelayanan publik termasuk anggota TNI, Polisi, petugas pelayanan pajak serta profesi lainnya. Selain itu warga yang termasuk ke dalam usia rentan terpapar juga akan didahulukan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri menargetkan, untuk gelombang pertama ini sedikitnya ada 3 juta orang yang akan divaksinasi. Angka tersebut baru mencakup 20 persen dari target yang telah ditentukan.
Di sisi lain, euforia secara berlebihan yang ditunjukkan oleh sebagian masyarakat atas kedatangan vaksin tersbut  dikhawatirkan akan semakin memicu merebaknya wabah di tanah air. Protokol kesehatan akan semakin dikesampingkan sesaat setelah program vaksinasi dimulai. Padahal, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, vaksinasi merupakan pertahanan kedua setelah protokol kesehatan benar – benar dijalankan. Dengan menjalankan protokol kesehatan secara disiplin, kita akan terhindar dari paparan virus. Artinya, vaksin sendiri tidak melindungi tubuh dari paparan virus, melainkan hanya mencegah agar kita tidak sakit saat tertular.
Baca Juga:Warga Cidahu Digegerkan Penemuan Bayi Dalam Kantong PlastikUPI Prodi PSTI Kenalkan Computational Thinking
Permasalahan terkait vaksinasi tidak hanya dalam hal cara pandang masyarakat, melainkan kualitas dari vaksin itu sendiri. Saat ini sedikitnya ada empat produsen vaksin yang siap memasok produknya ke Indonesia. Keempat perusahaan asing tersebut antara lain Sinovac, Cansino, Sinopharm dan AstraZeneca. Sayangnya, dari keempat kandidat vaksin yang ditawarkan oleh keempat perusahaan tersebut tidak ada satu pun yang telah lulus uji klinis fase ketiga. Artinya, vaksin – vaksin tersebut belum layak disuntikkan ke dalam tubuh manusia mengingat tingkat keampuhannya belum teruji. Selain itu belum ada jaminan bahwa vaksin – vaksin yang ditawarkan tersebut tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi tubuh manusia di masa yang akan datang. Berita tentang meninggalnya salah seorang warga Brazil yang menjadi sukarelawan uji klinis vaksin yang tengah dikembangkan oleh AstraZeneca beberapa lalu semestinya menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak tergesa – gesa dalam menyimpulkan keberhasilan program vaksinasi yang akan dijalankan.