Masa pandemi seperti ini menjadi masa sulit untuk sebagian orang. Banyak orang tua yang kehilangan pekerjaan, oleh karenanya fokus mahasiswa juga terpecah. Mereka memutar otak dengan memanfaatkan waktu cuti kuliah akibat covid-19 untuk bekerja membantu perekonomian keluarga, belum lagi biaya untuk membeli kuota internet agar mahasiswa tetap dapat mengakses materi perkuliahan. Di sini juga terlihat jelas perbedaannya mahasiswa lebih intens apabila dilakukan pembelajaran tatap muka secara langsung.
Perkuliahan tatap muka dirasakan lebih efektif karena mahasiswa dan dosen dapat berinteraksi langsung sehingga proses transfer ilmu dapat berjalan maksimal dan materi bisa terserap dengan baik. Proses belajar mengajar(PBM) pada dasarnya bukan hanya transfer of knowledge, akan tetapi juga transfer of value, maknanya mahasiswa selalu mendapat bimbingan yang terstruktur dari dosen sehingga karakter akan lebih bisa dibentuk.
Mungkin sebagian orang bertanya-tanya beberapa kebijakan pemerintah pun terkesan tak masuk akal, terlihat sebagian besar pusat perbelanjaan sudah dibuka bahkan terdengar kabar bahwa beberapa bioskop juga sudah siap untuk beroperasi kembali. Namun, mengapa untuk pendidikan masih dilakukan secara daring?
Baca Juga:Merenungi Misi Agung Diutusnya Nabi Muhammad SAWMeneladani Nabi SAW Secara Kaffah untuk Terapkan Syariah
Mungkin beberapa alasannya karena di perguruan tinggi mahasiswanya berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Dengan demikian, kita tidak tau apakah daerah tersebut menjadi daerah terdampak atau tidak. Tidak mungkin juga kita melaksanakan perkuliahan tatap muka secara langsung hanya untuk mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah kampus saja.
Perbedaan yang sangat mencolok antara pembelajaran online dan offline terletak pada tugas yang diberikan. Ketika kuliah tatap muka secara langsung tugas yang diberikan tidak sebanyak kuliah daring. Terlebih online seperti ini pasti banyak mahasiswa yang mengalami kendala sebut saja kendala sinyal internet yang menjadi momok utama mahasiswa.
Akan tetapi, kondisi daring seperti ini tidak bisa terus-menerus dibiarkan. Mahasiswa bisa kehilangan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa. Sekarang banyak mahasiswa yang acuh pada saat melaksanakan perkuliahan. Banyak mahasiswa yang tidak mengikuti pembelajaran online, banyak mahasiswa yang menyontek tugas yang diberikan olah dosen. Semata-mana semua itu hanya dilakukan sebagai bukti kehadiran saja tidak memperhatikan kualitas perkuliahan.