PATIMBAN-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akhirnya mendengar aspirasi nelayan di sekitar proyek pelabuhan Patimban. Selain fokus pada progres penyelesaian pembangunan Pelabuhan Patimban tahap 1, Kemenhub juga fokus pada aspek sosial yaitu dampak dari pembangunan pelabuhan terhadap mata pencaharian nelayan di sekitar Patimban.
“Rencananya nanti akan ada kerja sama dari para perusahaan dengan membentuk koperasi usaha bersama untuk nelayan dan ada bantuan kapal yang muatannya lebih dari 15GT supaya nelayan bisa melaut lebih jauh,” kata Budi Karya saat meninjau progres proyek Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (31/10).
Ia juga memastikan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menangani para nelayan agar tidak mengganggu mata pencaharian para nelayan. Hal itu disambut baik oleh para Nelayan di sekitar Pelabuhan Patimban yang sempat bertemu dengan Menhub pada saat peninjauan.
Baca Juga:Komik sebagai Media Pembelajaran Alternatif dalam Mata Pelajaran Geografi Kelas XII di Masa Pembelajaran Jarak Jauh(PJJ)Topur, Inovasi Anak Muda di Tengah Pandemi
Sementara itu, Bupati Subang H. Ruhimat atau biasa dipanggil Kang Jimat, Sabtu siang yang mendampingi Menteri Perhubungan untuk mengikuti rangkaian kegiatan peninjauan progres pembangunan pelabuhan patimban.
Dalam kesempatan kegiatan peninjauan, Kang jimat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyempatkan diri untuk mendengar aspirasi para nelayan yang tinggal di lingkungan proyek pelabuhan Patimban. Dengan menaiki KM Elang laut Putra GT 35. “Kita mendengarkan langsung aspirasi dari para nelayan Patimban. Selain itu, Pemda juga sudah mengajukan proposal 17 program prioritas pada Kementrian kelautan dan perikanan,” ucapanya.
Perwakilan nelayan sekaligus Ketua Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Genteng Subang, Jauhari mengapresiasi kegiatan peninjauan Kang Jimat bersama Menhub Budi Karya untuk langsung mendengar aspirasi nelayan yang ada di sekitar kawasan pembangunan Pelabuhan Patimban. “Kami apresiasi kehadiran Pak Menteri langsung ke sini untuk mendengar aspirasi dari nelayan. Aspirasi dari kami tentu soal permodalan yang butuh bantuan, termasuk alat tangkap, dan kapal baru untuk melaut,” kata Jauhari.
Danan, perwakilan dari kelompok usaha bersama Rebon Mas nelayan Patimban menyampaikan permasalahan utama nelayan di sekitar kawasan Patimban saat ini adalah kurangnya modal untuk memulai kembali melaut ke wilayah yang lebih jauh. Terlebih lagi, nelayan Patimban kebanyakan sudah terbiasa dengan sistem melaut di pinggir dan tidak terlalu jauh ke lepas pantai. Selain permodalan dan alat baru, diperlukan juga pelatihan.(ygi/sep)