Oleh :
1.Yulia Enshanty, S.Pd ( Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
2.Drs.Priyono,MSi( Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Masa pandemi corona belum usai, diindikasikan dari jumlah kasus positif di sejumlah daerah masih menunjukkan peningkatan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona akan tetapi kita tidak bisa memprediksi kapan wabah ini akan segera berakhir. Dampak nyata akibat wabah ini sungguh luar biasa , tidak hanya dalam bidang ekonomi saja tapi meluas ke bidang lain seperti bidang social, budaya, agama dan bidang yang kita geluti setiap hari yaitu pendidikan.
Meskipun sudah diberlakukan adaptasi kebiasaan baru, namun kegiatan dan aktifitas masyarakat masih terbatas. Pembelajaran semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 sudah dimulai, sekolah di sejumlah daerah masih memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem daring (dalam jaringan).
Baca Juga:Topur, Inovasi Anak Muda di Tengah PandemiBermain Bersama Empat Temanya, Siswa SMP Tenggelam di Kali Ciasem
Kegiatan belajar mengajar belum bisa dilakukan dengan tatap muka di sekolah. Kegiatan pembelajaran secara daring menjadi solusi agar siswa tetap dapat belajar.
Selama berlangsungnya kegiatan PJJ secara daring ini, banyak kendala yang dihadapi mulai dari keterbatasan sarpras ,jaringan, sumberdaya manusia sampai keterbatasan kuota. Meskipun sekarang sudah ada bantuan kuota dari pemerintah, tetapi kuota utamanya tetap tidak mencukupi untuk kegiatan belajar, sebab kuota belajar yang diberikan hanya dapat digunakan untuk akses informasi tertentu saja.
Permasalahan lain yang lebih esensial yang dihadapi saat PJJ adalah rasa jenuh dan bosan yang dirasakan oleh hampir sebagian besar siswa. Sudah lebih dari enam bulan siswa melakukan kegiatan belajar di rumah. Siswa yang sebelumnya terbiasa belajar bersama teman-temannya di sekolah dan mendapat penjelasan materi langsung dari guru, kini harus terbiasa mandiri. Sehingga tentu saja rasa jenuh seringkali menghampiri para siswa sehingga menyebabkan semangat belajarnya menjadi menurun. Efek rasa jenuh ini akan berimbas pada kualitas pembelajaran yaitu pemahaman materi belajar menjadi surut.
Untuk bisa mengurangi kejenuhan yang mulai melanda sebaian besar siswa, pada masa PJJ seperti sekarang ini, guru dituntut untuk bisa kreatif dalam menyajikan materi. Banyak media yang bisa dipilih dan dipergunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.