Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Keempat. Gotong Royong, nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Baca Juga:Merpati Putih Segera Bentuk Pengcab PurwakartaPGRI Subang Butuh Sosok Milenialis
Kelima. Integritas, nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Sesuai dengan Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan. (2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. (3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik). (4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter. (5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah. (6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Gerakan PPK mendorong adanya sinergi di antara tiga pusat pendidikan yaitu sekolah, keluarga, dan komunitas. Kolaborasi yang seimbang antara guru, orang tua dan komunitas dapat membentuk karakter anak sesuai dengan pendidikan karakter pada kurikulum 2013.
Sinergitas tiga pusat pendidikan tersebut sangat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan Gerakan PPK. Pun di masa pandemi seperti sekarang ini. Pandemi Covid-19 mengubah kehidupan masyarakat Indonesia. Pemerintah menerapkan berbagai kebijakan akibat virus ini. Semua kebijakan bertujuan memutus daur penyebaran Covid-19.