SERANGPANJANG-Banyaknya tonggak (tunggul dalam bahasa Sunda) bekas Pohon Jati dan Mahoni di Bukit Nyomot, membuat Bupati Subang H.Ruhimat merasa tergugah untuk memanfaatkannya menjadi arang.
Hal tersebut diungkapkan Ruhimat saat membuka lahan Ketahanan Pangan Nasional di sekitar bukit nyomot, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan bahwa Pemkab Subang segera menggelontorkan dana subsidi untuk tungku pembuatan arang, yang akan dibagikan kepada para petani penggarap lahan di Bukit Nyomot. “Sayang jika tonggak-tonggak itu dibiarkan begitu saja. Alangkah baiknya kita manfaatkan untuk dijadikan arang. Insya Allah nanti untuk membuat tungkunya kita subsudi,” tutur Ruhimat, pada Rabu (4/11).
Baca Juga:Sukses, Warga Aplikasikan Demplot BIOS 44 DC untuk Budidaya LeleTidak Mau Bencana Banjir Bandang Terulang, Lima Organisasi Lingkungan Tolak Pembangunan Wisata di Kebun Teh
Potensi arang tersebut, kata Ruhimat, cukup menggairahkan. Terutama bagi salah satu UMKM yang memproduksi arang. Bahkan salah satu UMKM yang ada di Desa Cisaat Kecamatan Ciater, sudah melakukan dua kali ekspor ke Arab Saudi. “Potensinya cukup bagus. Arang kita ini sudah ekspor ke Arab Saudi,” ujarnya.
Ruhimat menambahkan, jika tonggak-tonggak bekas Pohon Jati dan Mahoni itu diproduksi menjadi arang, maka ada dua keuntungan bagi para petani penggarap lahan di Bukit Nyomot.
Selain lahan garapan yang gembur dan subur untuk klaster ketahanan pangan, para petani juga akan mendapatkan uang dari arang. “Mudah-mudahan saja upaya ini bisa membuat para petani bahagia. Karena di tengah pandemi covid saat ini, mereka bisa mendapatkan uang dari hasil arang nanti,” jelasnya.
Saat disinggung tentang besaran dana subsidi untuk tungku, Ruhimat mengaku pihaknya masih melakukan penghitungan. “Kami masih belum memastikan berapa besaran subsidi tersebut, tetapi yang pastinya segera digelontorkan,” pungkasnya.(idr/sep)