SUBANG-Untuk mempersempit gerak para tengkulak, Bulog menggalakan program On Farm. Hal itu diungkapkan Wakil Pimpinan Cabang Bulog Sub Divre Subang Umar Said kepada Pasundan Ekspres, kemarin.
Menurutnya, para tengkulak kerap memberikan pinjamam uang kepada petani untuk produksi padi. Sehingga para petani menjual hasil panennya ke tengkulak. “Tidak dipungkiri gerakan tengkulak kepada para petani ada, itu terjadi ketika panen tiba. Namun tidak semua petani yang menjual hasil produksi berasnya kepada para tengkulak karena banyak para petani yang menjual ke Bulog,” ujarnya,
Sehingga untuk meminimlasir gerakan tengkulak, pihaknya melakukan berbagai upaya diantaranya Onfarm, menerjunkan Satker, dan One day service. “Layanan one day service, dimana petani yang memasok beras hari ini langsung ada pembayaran, tidak perlu menunggu lama,” ungkapnya.
Adapupun terkait On Farm, jelas dia, pembelian gabah dengan harga mengikuti perkembangan harga setempat, sehingga petani tidak akan rugi ketika menjual beras. “Ya on farm membeli gabah dengan mengikuti perkembangan harga setempat,” jelasnya.
Dia menyebut pengadaan gabah dan beras tahun 2020 mencapai 535.000 kilogram. Melihat situasi panen dan perkembangan harga pasar saat ini, Bulog masih sangat terbuka peluang untuk terus melakukan penyerapan gabah beras hasil produksi petani. “Kami masih sangat membuka peluang untuk terus melakukan penyereapan gabah dan beras,” ujarnya.
Salah seorang petani Subang Taryo (55) mengaku dirinya kerap dihampiri tengkulak dengan menjanjikan pinjaman uang untuk produksi. Sehingga hasil panen terpaksa dijual ke tengkulak lantaran terikat pinjaman. “Mereka datang dan memberikan pinjaman uang dan juga membeli padi yang baru akan ditanam, sehinngga ketika panen kita tidak bisa apa-apa,” ujarnya.(ygo/sep)