NGAMPRAH: Perekonomian dalam negeri perlahan sudah mulai menggeliat meski pandemi Covid-19 di Indonesia belum sepenuhnya terkendali. Hal ini pun memunculkan asa bagi para pengusaha untuk bisa kembali bangkit, salah satunya bagi pengelola hotel dan penginapan. Seiring dengan peningkatan kunjungan obyek wisata, pengelola hotel dan penginapan pun berharap okupansi bisa mencapai target.
Pengelola Hotel Agusta, Dian Dermawan menyebut, kembali normalnya pariwisata Lembang terbukti mampu mendorong meningkatnya jumlah wisatawan yang menginap. Hal ini tentunya sangat menggembirakan karena pada saat awal pandemi melanda, bisnis perhotelan benarbenar terpuruk karena seluruh hotel tak menerima tamu menginap.
“Libur panjang Maulid Nabi Muhammad kemarin, okupansi dikisaran 80 persen selama 3 hari. Walaupun curva sekarang sedikit menurun, namun tidak jauh dari angka itu,” kata Dian, Selasa (17/11).
Baca Juga:Tanpa Bantuan Pemerintah, Warga Perbaiki Jalan UmumGround Breaking Subang Smartpolitan, Kota Masa Depan Terintegrasi
Dian menginginkan, kondisi ini bisa dipertahankan karena kelangsungan operasional sangat tergantung dari tamu yang menginap. Dia mengaku, di awal-awal pandemi, pengusaha hotel cukup kelimpungan, terlebih biaya operasional untuk pemeliharaan hotel tidak murah. Belum ditambah dengan pengeluaran gaji karyawan.
“Kalau pariwisata mulai ramai lagi, itu sangat membantu usaha perhotelan, lumayan. Tapi memang ramainya hanya weekend, kalau weekdays masih berat. Paling tidak lumayan lah ada pendapatan masuk,” ujarnya.
Dua bulan jelang akhir tahun, dia melanjutkan, okupansi hotel kembali sedikit menurun. Disinggung soal rekomendasi Satgas Penanganan Covid-19 yang akan memperpendek libur panjang bahkan meniadakannya karena ada peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan, Dian meminta wacana itu dipikirkan kembali.
“Mudah-mudahan enggak ada lonjakan lagi, kalau ada, sektor pariwisata dan usaha perhotelan bisa kembali tenggelam. Kami yakin, pasti pemerintah sudah berusaha keras menanggulangi penyebaran Covid-19,” tuturnya.
Lebih jauh, satu-satunya harapan pengelola agar dunia usaha perhotelan kembali stabil yakni pada saat akhir tahun mendatang karena masyarakat akan merayakan Hari Natal dan Tahun Baru. “Bulan Nopember ini berat karena mungkin masyarakat lebih memilih menunda libur panjang nanti sekaligus. Sehingga harapan dan target kita, libur akhir tahun nanti okupansi bisa naik, minimal di atas libur panjang Maulid Nabi Muhammad kemarin,” bebernya.(eko/sep)