SUBANG-Praktek prostitusi di sejumlah tempat di Kabupaten Subang kian memprihatinkan. Apalagi sikap masyarakat setempat yang terkesan acuh dan cuek, sehingga para pelaku semakin bebas tanpa ada yang menggangu.
Di Kabupaten Subang terdapat sejumlah tempat lokalisasi, seperti Cimacan Pagaden Barat, Kampung Cinta Padamulya, hingga Royek Cikijing. Pemerintah pun dinilai tak mampu menangani praktek bejad yang sudah terjadi sejak puluhan tahun itu, padahal lokalisasi tersebut bisa menjadi spot penularan HIV-AIDS.
Wawan S (37) mengatakan lokalisasi prostitusi sudah ada sejak lama terkenal. Bahkan banyak warga luar daerah mengetahui lokasi tersebut. “Ya dicoba saja, karena mungkin sudah terkenal juga,” katanya.
Baca Juga:Mobil Travel Tabrak Tronton, 10 Orang Penumpang Tewas di Tol CipaliTanah Pasar Panorama Lembang Diklaim Milik Ahli Waris
Bahkan saat ini beredar kabar prostutusi yang melibatkan kalangan mahasiswi di Subang. Hal ini sangat disayangkan bila benar terjadi karena Subang sudah cukup terkenal dengan lokalisasi. “Kini beredar ayam kampus, ini kan nambah menjadi cemoohan jika ada,” ujarnya.
Kepala Seksi Rehsos dan Napza Dinas Sosial Subang, Dedi Ruhaedi mengaku kesulitan menghilangkan praktek prostitusi di Kabupaten Subang. Selain karena budaya yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, juga karakter orang yang ingin mendapatkan uang secara langsung dan besar.
”Ini sangat susah, mereka ingin mendapatkan uang dengan mudah,” katanya.
Bahkan pihaknya sudah mencoba melakukan berbagai cara melalui program, seperti memberikan pelatihan kepada para PSK rumahan tersebut agar beralih profesi. Namun hal tersebut sangat susah dilakukan, terlebih PSK yang sudah berusia lanjut. “Ini sangat susah sekali, mungkin hanya beberapa persennya saja,” ujarnya.
Apalagi geliat PSK rumahan yang sangat susah di hilangkan tersebut, kini menjajakan diri melalui aplikasi ponsel, atau pun menjajakan diri dari mulut ke mulut. “Terlebih saat ini aplikasi ponsel yang mendukung praktek ini menjadi bertambah sulit,” pungkasnya.(ygo/sep)