Hasilnya, terdapat pengurangan luas daun yang sakit sekitar 30%-60% pada tanaman kedelai yang telah memiliki gen PING. Dari 10 gen yang teridentifikasi, gen yang paling efektif dalam pertahanan terhadap hama karat adalah gen PING4, PING5, dan PING9. Ketiga gen ini efektif melemahkan koloni jamur pada daun sehingga mengurangi penyakit karat.
Proses transfer gen (rekayasa genetika) terbukti dapat meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit, sehingga produksi pertanian pun akan meningkat. Sayangnya di Indonesia, metode pengendalian hama menggunakan metode rekayasa genetika ini belum diaplikasikan dalam produksi pertanian karena masih dalam tahap pengkajian keamanan pangan. Padahal sudah banyak penelitian yang menyebutkan manfaat apabila metode transfer gen diaplikasikan dalam bidang pertanian di Indonesia. Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait penerapan rekayasa genetika dalam bidang pertanian ini adalah munculnya kontroversi masyarakat dalam bidang pertanian, lingkungan, kesehatan, serta bidang agama. (*)