Oleh :
1.Yulia Enshanty, S.Pd (Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi)
2.Drs.Priyono,MSi( Dosen dan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Berdasarkan perkiraan dalam World Population Data Sheet 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 271,7 juta jiwa dengan angka kelahiran kasar 18 per 1000 diikuti angka kematian kasar sebesar 7, sehingga pertumbuhan penduduk alami sebesar 1,2 persen per tahun. Tidak jauh beda dengan tingkat pertumbuhan penduduk total sekitar 1,3 persen, yang artinya setiap 100 penduduk Indonesia setiap tahun bertambah rata rata 1,3 jiwa. per seratus. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia setelah China, India dan Amerika.
Menurut proyeksi penduduk, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan terus naik, ini disebabkan oleh pertumbuhan angka kelahiran yang signifikan dan terjadi secara cepat. Masih maraknya pasangan yang menikah di usia muda turut menyumbang besaran angka kelahiran. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dapat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan dan tingkat kesehatan apabila tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas ekonomi. Semakin tingginya angka pengangguran,meningkatnya kriminalitas, dan memburuknya kondisi sosial lainnya adalah beberapa contoh dampak negatif dari tingginya tingkat pertumbuhan penduduk. Berikut gambaran tingkat kesejahteraan dan tingkat kesehatan yang diwujudkan dalam angka GNP dan harapan hidup secara spasial Negara di dunia.
Baca Juga:Pemkot Cimahi Siapkan Tempat Isolasi BaruOperasi Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, 826 Botol Miras Disita
Mengingat ada dampak negatif yang tercipta dari tingginya angka pertumbuhan penduduk, maka saat ini mempersiapkan generasi yang berkualitas adalah suatu keharusan. Hal ini agar jumlah penduduk yang banyak akan kelak menjadi tenaga kerja yang berkualitas. Pada kenyataannya saat ini, persoalan kependudukan yang dihadapi Indonesia masih banyak. Bukan hanya tingginya laju pertumbuhan penduduk yang memicu pengangguran, tetapi juga kualitas pendidikannya masih rendah, begitupula tingkat kesehatannya. Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi, maraknya kasus stunting, serta persoalan-persoalan yang dihadapi remaja seperti pergaulan bebas, pernikahan dini, penyalahgunaan obat terlarang.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi adalah dengan memberikan pendidikan kependudukan pada generasi mudanya. Sasaran utamanya adalah siswa di sekolah, agar generasi muda ini menyadari persoalan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Dengan pendidkan kependudukan diharapkan dapat membentuk mereka menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran serta sikap dan perilaku yang berwawasan kependudukan. Bentuk dari pendidikan kependudukan untuk siswa di sekolah ini digagas dalam bentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).