Maka literasi religi yang coba dikuatkan kembali dalam keluarga bisa jadi menjadi bekal anak melakukan literasi teknologi yang kini menjadi sesuatu yang harus terus diasah oleh anak-anak kita dalam proses pembelajaran jarak jauh. Dengan literasi religi di rumah, diharapkan anak akan dimunculkan kembali kesadarannya bahwa hidup di dunia saat ini merupakan proses mempersiapkan bekal menuju hidup yang lebih kekal. Sehingga kegiatan belajar, baik saat luring maupun yang saat ini sedang dijalani secara luring adalah bagian dari proses mengumpulkan bekal tadi.
Kesadaran ini bisa jadi akan mengubah cara pandang anak tentang kegiatan belajar selama ini, yang mungkin lelah dengan menyelesaikan tugas dari guru menjadi sebuah hal yang memacu dirinya untuk menggali ilmu dibalik beragam tugas yang diberikan. Berbekal literasi religi serta pendampingan orang tua, anak akan mencoba memilah dan memilih hal baik dan buruk dalam konten-konten yang setiap hari harus dicari. Anak akan berusaha meredam gejolak jiwa mudanya saat menemukan hal-hal yang dilarang oleh agamanya, yang setiap saat muncul di hadapan layar gawainya.
Literasi teknologi juga membuat anak berfikir tentang bagaimana memanfaatkan gawai untuk masa depannya sehingga akan berselancar tentang kegiatan positif yang dapat mengembangkan kreativitas dan keilmuannya karena waktu pembelajaran sekolah secara daring sangat terbatas, hal bisa meningkatkan kapasitas dirinya dan bisa jadi akan membuatnya menemukan bakat ataupun hal-hal yang melejitkan potensinya.
Baca Juga:KOMODOKu Sasaran Kantung KapitalisKlaster Jumbo Mengintai Pilkada Serentak
Pandemi ini masih berlangsung, walau semester genap sudah diizinkan untuk melakukan pembelajaran secara luring dengan ketentuan yang sangat ketat, proses literasi religi dan literasi teknologi harus terus dilakukan demi masa depan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Tentu kita semua menginginkan anak-anak kita memiliki keilmuan dan bisa menguasai teknologi yang mumpuni, namun tetap memiliki akhlak dan kepribadian yang mulia. Aamiin.