Sekda Sumedang Siapkan AKJJ di 270 Desa
SUMEDANG-Sebanyak 130 orang resmi lulus dari Akademi Keluarga Jabar Juara (AKJJ) Kelas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dihelat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sumedang.
Prosesi wisuda dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang Herman Suryatman di Balai Penyuluhan Keluarga Berencana Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.
Turut hadir mendampingi antara lain Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana, Kepala DPPKB Kabupaten Sumedang Ani Gestapiani, dan Analis Pengembangan Program Bina Anak Direktorat Bina Keluara Balita dan Anak BKKBN Mila Yusnita. Hadir pula Camat Rancakalong dan para kepala desa se-Kecamatan Rancakalong serta para pengelola program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
Herman berpesan kepada para wisudawati untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh selama tiga bulan mengikuti akademi. Mantan Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini optimistis para wisudawati mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama AKJJ. Hasil akhirnya adalah terjadinya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sumedang.
Baca Juga:Pedagang Antusias Beli Beras di Bulog SubangERA Integrity Siap Pasarkan Property
“Ini bukan program basa-basi. Ini program sungguhan. Saya meminta Pak Camat Rancakalong untuk menyelenggarakan AKJJ ini di seluruh desa. Mudah-mudahan pada 2021 mendatang AKJJ bisa dilaksanakan di 270 desa yang ada di Kabupaten Sumedang. Saya menunggu para camat untuk mengajukan proposal sekaligus timeline pelaksanaannya. Minggu depan akan kita laksanakan rapat koordinasi pelaksanaan AKJJ di 270 desa yang tersebar di 26 kecamatan,” tandas Herman.
Pria kelahiran Rancakalong ini mengingatkan bahwa proses pengasuhan atau pembentukan sumber daya manusia harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menyeluruh. Tidak boleh ada kegagalan dalam setiap proses pembentukan SDM berkualitas.
“Gagal ngolah sawah, tiasa diulang. Tapi ngolah SDM, ngolah murangkalih, teu tiasa diulang. Lamun gagal, maka bakal gagal saterasna. Janten, tidak ada kata lain kecuali harus sukses. Dipersiapkan dengan baik. Tidak ada celah sedikit pun untuk gagal dalam mempersiapkan masa depan anak,” ujarnya dalam bahasa Sunda.
Herman menjelaskan, AKJJ sudah sangat sejalan dengan kebijakan percepatan penanggulangan stunting di Kabupaten Sumedang. Saat ini, pihaknya mengambangkan inovasi pelayanan publik di tingkat desa dengan nama Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa atau Sakip Desa. Melalui inovasi ini, setiap kepala desa memiliki tiga indikator keberhasilan utama atau key performance indicator (KPI).