Pembelajaran tatap muka yang akan mulai kembali dilakukan di satuan pendidikan ini tidak seperti pembelajaran normal yang semestinya, karena masih di masa pandemi, jadi tetap mengacu pada protokol kesehatan. Untuk mengurangi terjadinya kerumunan massa, dan mengurangi resiko penyebaran virus covid-19, dilakukan pembatasan terhadap jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Jumlah peserta didik yang hadir di sekolah yang diperkenankan adalah setengah dari jumlah peserta didik di satuan pendidikan tersebut. Dengan demikian, ketika setengah dari peserta didik hadir untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, setengah lainnya tetap melakukan pembelajaran dari rumah.
Menyikapi pembelajaran yang akan diterapkan di era new normal, penggunaan metode blended learning adalah salah satu pilihan yang dapat diterapkan. Secara ketatabahasaan, blended learning terdiri dari dua kata yaitu, blended dan learning. Blended berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik”. Sementara itu learning berasal dari learn yang artinya “belajar”.
Jika digabungkan, blended learning dapat diartikan sebagai campuran atau kombinasi dari pola pembelajaran satu dengan yang lainnya. Blended learning secara sederhana dapat diartikan pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (berbasis internet). Dalam blended learning, pembelajaran tradisonal tatap muka diintegrasikan dengan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik.
Baca Juga:Nasib Pengungsi Rohingya KiniAmbisi Politik, Demi Apa?
Dalam pembelajaran di era new normal, blended learning ini dapat memperkuat penyampaian materi melalui pengembangan teknologi pendidikan dan penguatan oleh guru secara langsung di dalam kelas. Guru melakukan pembelajaran tatap muka dengan melibatkan kegiatan peserta didik yang memanfaatkan bahan-bahan dan materi yang tersedia di internet misalnya video, film, animasi, game dan sebagainya. Kegiatan peserta didik dan guru melakukan akses internet dilakukan misalnya ketika berdiskusi, peserta didik dapat mencari bahan-bahan di internet kemudian mempresentasikannya di kelas.
Karena waktu pembelajaran di era new normal juga tidak seperti pada waktu pembelajaran normal, maka emberian tugas dapat dilakukan dengan memanfaatkan internet, ketika dilakukan pembelajaran tatap muka, hanya tinggal berdiskusi kemudian memberikan umpan balik terhadap tugas yang dikerjakan siswa.