Oleh : Alshela Hadista Dhiya, Fildza Huaina A, Iswatun Hasanah, Ratna Dwi Rahmawati dan Siti Nurqoriah Habibah
Pendidikan Biologi – Universitas Pendidikan Indonesia
Akhir-akhir ini dunia digemparkan dengan adanya penyakit COVID-19 yang pertama kali muncul di Wuhan China pada akhir tahun 2019. Namun sebelum munculnya COVID-19, dunia terlebih dahulu digemparkan dengan MERS. MERS (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus) adalah penyakit saluran pernapasan yang juga disebabkan oleh corona virus. MERS mulai muncul di Timur-Tengah pada tahun 2012 dan diduga berasal dari unta, kemudia menular dari unta ke manusia, serta dari manusia ke manusia.
MERS ataupun penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus dapat menular dari satu manusia ke manusia lain melalui berbagai cara, tergantung jenis virusnya. Virus dapat menyebabkan penyakit ketika virus tersebut sudah menginjeksi sel inang. Injeksi berawal ketika reseptor target pada permukaan inang berinteraksi dengan domain pengikat reseptor yang terletak pada spike glikoprotein virus. Interaksi tersebut akan memicu fusi antara membran virus dan membran plasma.
Baca Juga:Baru Dibuka, Warung Seafood Kiloan Bang Bopak Bagikan Dua Ton Seafood GratisMonev Keuangan Desa Jadi Barometer Kinerja Pemdes
Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat disembuhkan dengan antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal (mAbs) merupakan antibodi yang dibentuk secara khusus untuk menargetkan antigen tertentu. Antibodi monoklonal bersifat spesifik karena hanya menargetkan satu jenis epitop (daerah pada virus yang mengikat antibodi).
Cara memproduksi antibodi monoklonal yaitu dengan mengimunisasi atau menginjeksikan antigen pada tikus. Tikus yang telah terinjeksi antigen akan diambil limfanya. Kemudian sel B yang terdapat di dalam limfa diisolasi dan difusikan dengan sel myeloma dengan menggunakan PEG (polyethylene glycol) atau DMSO. Hasil fusi tersebut akan menghasilkan sel hibridoma (sel hibrid yang memiliki sifat gabungan dari sel B dengan sel myeloma).
Beberapa sel hibridoma dipisahkan dan ditumbuhkan secara in vitro di medium HT agar membentuk klon. Klon sel hibridoma tersebut diseleksi untuk mendapatkan antibodi yang diinginkan. Cara menyeleksinya yaitu dengan metode ELISA (metode analisa kuantitatif yang menunjukkan reaksi antibodi-antigen melalui adanya reaksi warna yang muncul akibat adanya enzim yang terkonjugasi dengan substrat). Setelah ditemukan klon dengan antibodi yang diinginkan, hibridoma tersebut dikultur dan diperbanyak.