Oleh : Yulia Enshanty, S.Pd (Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
2.Drs.Priyono,MSi(Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Kehadiran virus covid-19 tidak saja memporakporandakan segi kehidupan di dalam masyarakat, akan tetapi juga mempengaruhi psikis pelajar karena lama tak bertatap muka dengan guru yang menjdi sosok teladan tidak hanya soal ilmu tapi juga keteladanan moralnya yang memberikan suplemen bagi bagi akhlak siswa. Ketidakhadiran guru karena masa pandemic memberikan pukulan yang cukup berarti karena sentuhan di depan kelas memberi stimulus untuk belajar lebih giat dan menyenangkan dan suasana tersebut kini telah sirna, diganti dalam tatap muka di dunia maya. Pembelajaran daring lebih ditekankan pada transfer ilmu semata dengan segala keterbatasan dan sentuhan moralnya masih kurang maka guru perlu berinovasi agar aspek pengajaran dan pendidikan bisa diberikan sebagai bagian pendidikan yang terintregrasi.
Baca Juga:Ulama Wajib Lantang Menentang Kezaliman dan Menolak Arus ModerasiPerdagangan Minyak Bumi Arab Saudi Selama Pandemi Covid-19
Pembelajaran dari rumah dengan mempergunakan moda daring, guru dan peserta didik berjumpa dalam kondisi terbatas melalui media sosial pada perangkat digital masing-masing, namun pada kenyataannya, banyak kendala yang muncul saat kebijakan belajar dari rumah ini mulai dilaksanakan. Sejumlah sekolah, masih banyak peserta didik yang tidak memiliki smartphone, pada hal keberadaan smartphone merupakan pendukung utama saat masa belajar dari rumah, namun kondisi sosial ekonomi masyarakat yang beragam, terlebih di masa pandemi seperti saat ini, tidak semua orang tua mampu menyediakan smartphone untuk keperluan belajar dari rumah untuk putra-putrinya. Kondisi pembelajaran di rumah juga harus disapkan termasuk bentuk perhatian orang tua dalam memacu aktivitas belajar di rumah yang menjadikan suasana yang menyenangkan. Kondisi ideal ini sulit diwujudkan manakala orang tua belum siap untuk memiliki mental pembelajarn di rumah.
Ketersediaan jaringan internet juga merupakan unsur penting dalam proses belajar dari rumah. Masih banyak daerah yang tidak terjangkau jaringan internet, terutama wilayah pelosok. Banyak peserta diidk yang harus berjuang mencari sinyal agar dapat mengikuti kegiatan belajar secara daring ataupun jika sinyal internet memadai, kuota yang dimiliki peserta didik seringkali menjadi kendala tersendiri. Sebagian masyarakat yang terdampak pandemi, berbelanja kebutuhan pokok tentunya lebih utama dibandingkan untuk membeli kuota internet. Meskipun pemerintah telah memberikan bantuan kuota, namun belum dapat dipergunakan secara maksimal, karena kuota belajar yang disediakan hanya dapat digunakan untuk mengakses aplikasi-aplikasi tertentu saja.