BANDUNG– Pelaku wisata mengaku tidak bisa berharap banyak dari libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini. Pasalnya selain masih dalam kondisi pandemi COVID-19, pemerintah juga sudah mengimbau agar tidak ada pesta atau hiburan saat pergantian tahun.
“Untuk tahun baru kali ini, kami ikut imbauan pemerintah, tidak menyelenggarakan keramaian atau hiburan sebab masih dalam kondisi COVID-19,” kata General Manager Dusun Bambu, Endy Tjahyadi saat ditemui saat reopening, Kamis (17/12).
Pihaknya bisa memahami kondisi yang terjadi sekarang, dimana sektor wisata sangat terdampak COVID-19. Bahkan pihaknya menutup usaha sejak 19 Maret sampai 17 Desember 2020 salah satunya karena pandemi. Momen itu dimanfaatkan untuk melakukan penataan dan melengkapi standar protokol kesehatan.
Baca Juga:Jelang Nataru, Harga Sembako Mulai Naik(E-Paper) Pasundan Ekspres 18 Desember 2020
Dia menjelaskan, wisatawan yang berkunjung wajib mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya, pengecekan suhu, tersedia toilet dengan konsep touchless sehingga pengunjung tidak perlu menekan tombol. Pengunjung yang datang juga masih dibatasi agar tidak ada kerumunan.
“Tamu yang datang dibatasi karena konsep kami sekarang bukan mass tourism. Prokes diperketat, kalau ada pengunjung yang suhu tubuh diatas 37 kami persilahkan untuk pulang kembali,” tuturnya.
Disinggung soal kebijakan rapid test antigen, Endy menyebutkan pihaknya juga melakukan protokol tersebut. Setiap pengunjung yang datang menginap wajib untuk menjalani rapid swab. Biaya yang dikenakan Rp180.000/orang kecuali bagi yang berusia di bawah 10 tahun.
“Rapid swab itu sudah jadi aturan bagi pengunjung yang menginap. Setiap saat bisa dilakukan karena tim medisnya kami stay di sini,” ucapnya.(eko)