Asal-usul Sepeda Lipat, dari Tunggangan Militer hingga Jadi Buruan di Indonesia

Asal-usul Sepeda Lipat, dari Tunggangan Militer hingga Jadi Buruan di Indonesia
0 Komentar

Popularitas sepeda lipat atau folding bike makin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini seiring perkembangan tren berolahraga dengan sepeda pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Indonesia.

Kemunculan tren itu juga dipicu tingginya keinginan masyarakat untuk beraktivitas di luar ruangan setelah lebih dari tiga bulan melakukan karantina di rumah saja.

Sesuai namanya, sepeda lipat adalah sepeda yang bisa dilipat karena memiliki engsel pada rangka dan roda yang lebih kecil dari sepeda biasa.

Baca Juga:Memaknai Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa Bagian Kedelapan BelasPJT II Panen Raya Bersama dengan Satgas Citarum Harum

Karena dapat lipat, sepeda yang populer disebut “seli” ini pun jadi lebih ringkas dan mudah di bawa ke mana pun, termasuk ke dalam transportasi umum dan ruang kerja di kantor.

Dengan begitu, pengguna sepeda lipat tidak perlu bingung mencari parkiran atau khawatir meninggalkan sepeda di tempat umum.

Meski demikian, seli sebenarnya bukanlah produk inovasi baru. Sepeda jenis ini pertama kali diperkenalkan sejak akhir abad ke-19.

Jadi tunggangan militer Eropa

Dilansir dari Changebike.co.uk, ide sepeda lipat dicetuskan pertama kali oleh penemu Amerika Emmit G Latta. Ia mengajukan paten untuk improvisasi model sepeda pada 1887.

Ide Latta sederhana, Ia menginginkan sepeda yang lebih aman, kuat, mudah dirawat, dan gampang dikemudikan dibandingkan sepeda yang ada pada waktu itu.

“Juga dapat dilipat ketika tidak digunakan sehingga hanya butuh ruang sedikit saat disimpan,” tulis Latta dalam nota paten yang diajukan, seperti dikutip dari Litelok.com.

Kemudian, Pope Manufacturing Company membeli paten itu dari Latta. Sayangnya, hingga saat ini masih belum diketahui apakah sepeda tersebut benar-benar diproduksi oleh perusahaan tersebut. Pasalnya, tidak pernah ada yang menemukan contoh sepeda keluaran Pope.

Baca Juga:Gedung Kebudayaan Rp 6 Miliar di Ranggawulung Subang MangkrakKaum Ibu Dilatih Keterampilan Jasa Usaha Kuliner

Cerita perjalanan sepeda lipat pun semakin menarik karena ternyata ikut menjadi bagian dari sejarah militer dan perang dunia.

Dikutip dari Thevintagenews.com, pada 1890-an tentara Prancis tertarik menggunakan sepeda lipat untuk keperluan militer. Satu dekade kemudian, atau 1900, tentara Inggris mengikuti langkah Prancis.

Untuk mengakomodasi kebutuhan militer Inggris, Mikael Pedersen dari perusahaan Dursley-Pedersen mengembangkan versi lipat rancangannya. Sepeda rancangan insinyur asal Denmark ini pun terkenal dengan sebutan Detachable Dursley-Pedersen Cycle.

0 Komentar