SUBANG-Program Pemberdayaan Masyarakat UKM Indonesia Bangkit merupakan salah satu program dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Riset dan Pengembangan, Kemenristek-BRIN Tahun Anggaran 2020.
Program ini menantang seluruh dosen dari Perguruan Tinggi untuk berinovasi guna menyelesaikan masalah Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK). Dalam menjalankan ekonomi minim kontak (less contact economy) untuk mendukung ekonomi tetap produktif dalam masa pandemi Covid 19 dengan mengutamakan teknologi informasi berbasis database di era Revolusi Industri (RI 4.0).
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan terdapat 29 Perguruan Tinggi yang terdiri dari 14 Perguruan Tinggi Negeri dan 15 Perguruan Tinggi Swasta sebagai pemenang yang berhak menerima dana pemberdayaan masyarakat UKM Indonesia Bangkit dengan total dana sebesar Rp2,7 miliar.
Baca Juga:Dukung Operasi Pelabuhan Patimban, Patra Niaga dan Sigas Groundbreaking Fuel Storage21.321 Botol Miras Dimusnahkan
Proses seleksi dilakukan secara administratif dan subtantif. Dari 3.716 judul proposal yang mendaftar, ditetapkan 29 judul proposal sebagai pemenangnya.
Politeknik Negeri Subang (Polsub) merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang lolos seleksi dari Provinsi Jawa Barat, dengan tim pelaksana yaitu Susilawati, S.Pd., M.Pd dari Prodi Pemeliharaan Mesin (Sebagai Ketua Pelaksana) dengan tiga anggota tim yaitu: Masri Bin Ardin, S.T., M.Pd dari Prodi Pemeliharaan Mesin, Slamet Rahayu, S.Pd., M.Pd dari Prodi Sistem Informasi dan Azhis Sholeh Buchori, S.Pd., M.Pd dari Prodi Pemeliharaan Mesin.
Tim pelaksana program di bawah naungan Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Polsub melaksanakan kegiatan di UKM Mukti Raharja, Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang. Mayoritas masyarakat Desa Cupunagara adalah petani kopi. Kopi Canggah merupakan produk dari UKM Mukti Raharja. Terdapat beberapa varian dari kopi Canggah yaitu kopi honey, natural, wine, full wash dan semi wash.
Ketua pelaksana program Susilawati, S.Pd., M.Pd mengatakan, permasalahan yang dihadapi oleh UKM adalah karena sistem penjualan yang masih didominasi secara offline maka sangat dipengaruhi oleh kondisi pandemik Covid-19 dan berdampak kepada omset penjualan yang menurun drastis hingga 50 persen. Permasalahan kedua adalah mitra UKM masih membutuhkan penambahan mesin pulper kopi, karena hanya memiliki satu mesin pulper kopi sehingga kapasitas produksinya masih kurang memadai.