PURWAKARTA-Sosok seorang ibu erat kaitannya dengan sebuah tanggung jawab besar yakni memenuhi kebutuhan gizi seluruh anggota keluarga tanpa mengecilkan peran perempuan pada sektor publik.
Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, melalui Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Keluarga, Yani Swakotama saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (22/12).
“Selama ini mengurus keluarga cenderung memunculkan stigma domestikasi peran perempuan. Padahal sebaliknya, justru sosok ibu adalah kunci terbentuknya pondasi yang kuat bagi pemenuhan gizi sekaligus pendidikan anak terutama pada usia dini,” kata Yani.
Baca Juga:1.000 Pohon Ditanam di Pinggiran Situ CibayatDPRD Karawang Sidak Pasar Cikampek
Oleh karena itu, sambungnya, Hari Ibu akan sangat ideal bila dimaknai dengan memperhatikan kembali dan mendukung pentingnya peran ibu dalam keluarga. Yakni sebagai sosok yang berkontribusi besar bagi pemenuhan gizi anak, terlebih di tengah pandemi COVID-19.
“Perhatian besar bagi pemenuhan gizi anak menjadi pekerjaan rumah tersendiri yang kerap diabaikan di tengah berbagai persoalan yang muncul di tengah pandemi,” ujarnya.
Padahal, kata Yani, edukasi gizi untuk anak usia dini menjadi kunci menekan hilangnya generasi emas dan juga mencegah stunting sebagai dampak tak terduga pandemi COVID-19.
“Maka sewajarnya jika kemudian Hari Ibu tak sekadar seremoni namun mendorong, mendukung, dan mengedukasi kaum ibu untuk memberikan gizi terbaik bagi anak pada usia dini. Ini demi masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini,” ucap Yani.
Tak hanya itu, lanjut Yani, upaya mencegah stunting atau kondisi kurang gizi kronis yang ditandai tinggi badan tidak normal pada anak, bisa dimulai sejak perempuan atau calon ibu berusia remaja.
Menurutnya, bukan hanya sejak anak berusia 1.000 hari pertama, para perempuan yang nantinya manjadi calon ibu juga sebelumnya harus cukup asupan gizinya. Termasuk zat besi, agar tidak terkena anemia pada masa remaja hingga saatnya mereka hamil dan melahirkan anak.
“Kalau mau mencegah stunting, mulai dari sebelum hamil, sekarang harusnya jadi primer,” ujarnya.
Baca Juga:Dua Tahun Jimat-Akur, Infrastruktur Masih TertinggalIni Alasan Kenapa Pantura Subang Layak Menjadi Kabupaten Baru
Maka dari itu, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi untuk memberikan edukasi kepada para calon ibu, ibu hamil dan Ibu yang memiliki anak di bawah dua tahun tentang pentingnya 1.000 hari pertama untuk mencegah stunting.