SUBANG-Polemik terkait bantuan kapal tradisional untuk nelayan di Patimban terus bergulir. Terbaru, nelayan di TPI Genteng menolak perahu tersebut karena spesifikasi tak sesuai dengan yang dijanjikan serta kondisi yang telah banyak alami kerusakan.
Sebelumnya nelayan di janjikan akan mendapatkan bantuan Kapal Tradisonal sebanyak 5 unit dengan berbagai ukuran, dari ukuran 01.P.14,00 L:3.35 D:140, GT 11, 02. P.13,90 L:3,80 D:1,50 GT 13, 03. P. 13 L:4,50 D:1,45.GT 15, 04.P.14 L:5 D: 1,5 GT 18, dan ukuran P.17, L:4,5 D:2 GT:26. Sedangkan 4 kapal bantuan dari Kemenhub yang bersandar di lokasi pelabuhan Patimban dan rencananya akan dikasihkan ke nelayan Patimban ukuranya di bawah GT 10. Itu pun kondisinya tidak laik jalan dan tidak dilengkapi dengan alat tangkap.
Menurut Ketua TPI/KUD Mina Misaya Guna Genteng, Johari mengatakan, bantuan 4Â Kapal Tradisional dari Kemenhub tersebut ditolak karena kondisinya yang tak layak dan tak sesuai dengan informasi awal.
Baca Juga:Aparat Gabungan Jaga Tiga Titik Rawan Malam Tahun Baru, Berikut LokasinyaJual Pupuk Subsidi tanpa Izin, Ibu Muda Diringkus
“Jelas akan kami tolak, karena ke 4 kapal tersebut selain kondisinya tida laik melaut juga ukuran kapalnyapun tidak sesuai dengan apa yang telah dijanjikan sebelumnya ke kami. Kami minta kepada Kemenhub untuk mengganti kapal tersebut dengan Kapal yang baru,” kata Ketua KUD Johari.
Ia menambahkan, dengan kondisi kapal yang dilihatnya banyak alami kerusakan, khawatir meski telah dilaksanakan perbaikan, kualitasnya tak akan berlangsung lama.
“Ukuran perahunya pun kami rasa itu di bawah 10 GT dan cuma hanya ada 1 kapal yang ukuran besar. Percuma saja kami terima lebih baik kami tolak dan minta kepada Kemenhub untuk menggantikan dengan kapal yang baru dan ukuran besar minimal GT 10Â lengkap dengan alat tangkapnya,” jelas Johari.
Johari menambahkan, saat ini solusi yang ditawarkan pihak pemerintah pada nelayan Patimban akibat dampak pelabuhan patimban adalah mencari ikan harus lebih ke tengah laut.
“Sedangkan perahu dan alat tangkap nelayan Patimban tidak laik untuk mencari ikan ke tengah laut, karena perahu mereka punya ukuran kecil apabila dipaksakan akan membahayakan jiwa nelayan itu sendiri,” terang Johari.
Johari berharap agar pihak Kemenhub menarik kapal rongsok tersebut menggantikan dengan kapal yang ukuran besar, agar nelayan patimban bisa mencari ikannya ke tengah laut lepas.