NGAMPRAH-Sebanyak 954.222 orang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ditargetkan menjadi prioritas pemberian vaksin sinovac Covid-19. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Hernawan Widjajanto saat dihubungi, kemarin.
Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi Vaksin Sinovac Covid-19 diperkiranan dilakukan secara bertahap dengan prioritas utama tenaga kesehatan dan tenaga medis (Nakes). “Dari data 954.222 itu prioritas kita Nakes dahulu,” ujarnya.
Ia mencatat dari jumlah 954.222 orang itu sasarannya terbagi menjadi beberapa sasaran, pertama yang akan mendapatkan vaksin adalah tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, dan tenaga laboratorium yang terlibat pemeriksaan untuk mendeteksi Covid-19 sebanyak 3.506 orang.
Baca Juga:Jalan Sawah Permudah Angkut Hasil TaniBKN Pastikan Rekrutmen CPNS Guru Tetap Ada, Catat Jadwalnya
Lalu, petugas pelayan publik sebanyak 48.725, masyarakat rentan 43.331, masyarakat umum dan pelaku usaha 321.304 dan bagi lanjut usia 147.729 orang. “Rencananya tanggal 22 Januari, tapi itu masih tentatif karena kita masih menunggu petunjuk juknis dari Pemprov Jabar,” kata dia.
Namun demikian, sebelum disalurkan ke masyarakat dan Nakes Bandung Barat, vaksin tersebut disimpan di dua gedung yakni di kantor Dinkes KBB dan gudang Farmasi Cikalong Wetan. “Vaksin itu disimpan dulu di dua gedung yang sudah ditunjuk oleh pemerintah. Yang jelas, sebanyak 70 persen penduduk kita harus menggunakan vaksin ini. Dan vaksin ini gratis bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sekretaris Dinkes KBB, Nanang Ismantoro mengatakan, rencananya untuk penggunaan vaksin di lingkungan Pemda KBB, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna sendiri yang pertama disuntik. Kemudian pejabat-pejabat lainnya, yang memang dipandang sebagai model suntik vaksin tersebut. “Jujur saja, masih banyak masyarakat yang meragukan penggunaan vaksin itu. Maka Pak Bupati dan pejabat lainnya, yang akan kita jadikan model bahwa vaksin ini aman. Mudah-mudahan saja, masyarakat tidak ragu lagi dengan vaksin ini,” tegasnya.
Nanang juga menyebutkan, vaksin tersebut akan disuntikkan pada seseorang selama dua kali. Namun informasi pendistribusian vaksin ke daerah, hingga kini ia belum mengetahui pasti. “Yang jelas, secara bertahap sebanyak 70 persen penduduk kita harus menggunakan vaksin ini. Dan vaksin ini gratis bagi masyarakat,” pungkasnya.(eko/sep)