Tidak berhenti sampai disitu saja, masih di bulan yang sama BEM Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengadakan acara Webinar Nasional Call Off Paper yang mengusung tema “The Role of Climate Change Awareness to Achieve Sustanable Developmen Goals” dengan menghadirkan dua pembicara hebat yaitu Prof. Dr. M. Baiquni, M. A. (Ketua Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi UGM) dan Prof. Jatna Supriatna, Msc, Ph.D (Senior Researcher Center of Climate Changes, University of Indonesia).
Beberapa yang lainnya pun mulai aktif mengkikuti kegatan penelitian, pengabdian masyarakat ataupun magang jurusan. Pandemi tidak menghalangi mahasiswa untuk terus bergerak menciptakan inovasi baru yang bisa jadi hal tersebut bisa menjadi solusi atas permasalahn yang ada. Ada yang meneliti dan menciptakan handsanitizer, ada pula yang melakukan pengabdian masyarakat dengan menciptakan alat penyemprot cairan desinfektan yang efektif, ada pula yang meneliti kandungan rempah-rempah yang apabila dikonsumsi dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terjangkt covid-19. Kegiatan penelitian dan pengabdian kolaboratif juga meradang. UMS mengharuskan mahasiswa harus terlibat didalam penelitian dosen baik melalui skeme Penelitian Individual Dosen(PID), penelitian HITan penelitian yang mendapatkan dana dari eksternal Lembaga UMS dan sedang digodog penelitian dosen diharapkan bisa jadi penelitian payung untuk skripsi mahasiswa.
Selain itu, banyak ormawa yag sudah mulai aktif kembali mengadakan diskusi publik serta kajian rutin. Pandemi tidak menyurutkan aktivis organisasi untuk tetap melaksanakan program kerja sebaik mungkin. Pergantian metode yang semula offline menjadi online pun menjadi tantangan tersendiri, sebab tidak sedikit diantaranya yang terkendala sinyal internet yang menyebabkan kurang maksimalnya ilmu yang tersampaikan ketika kajian.
Baca Juga:Antara Harapan dan KenyataanKepada Siapa Buruh Perempuan Harus Mengadukan Nasibnya?
Perlahan beberapa kegiatan offline pun mulai di izinkan kembali, salah satunya ialah praktikum lapangan Ilmu Ukur Tanah. Baik asisten maupun praktikan harus menaati protokol kesehatan yang ada yaitu jumlah setiap kloternya tidak lebih dari 20 anak agar tidak menimbulkan kerumunan serta wajib memakai masker. Sayangnya, praktikum lapangan tidak dapat berjalan secara penuh sebab kasus positiv covid-19 di Kota Surakarta yang terus bertambah. Alhasil praktikum kembali dilaksanakan secara offline dengan bantuan video pembelajaran melalui aplikasi youtube.