Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Komara menyebut, 95 persen orang tua siswa bahkan susah mengizinkan dilakukan pembelajaran tatap muka.
“Kita sudah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk izin orang tua. Jadi, kalau hitung-hitungan kita, sudah 95 persen se-Kabupaten Subang ini yang mengizinkan, adapun belum mengizinkan masih melihat-lihat,” ungkap Tatang akhir Desember lalu.
Pihaknya sudah menyiapkan skenario, baik belajar sistem daring maupun belajar secara tatap muka.
Sementara itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Subang, H. Yunus setuju belajar tatap muka mulai diberlakukan. Menurutnya, saat ini pemerintah sudah harus pada tahapan yang bukan wacana lagi, melainkan sudah harus menyikapi.
Baca Juga:Sejak Tahun Baru, Penjualan Nanas Subang Mulai NormalPT SEA Janjikan Beri PAD Ditahun 2021
“Nah maka kesepakatan ini merupakan salah satu sikap kita dalam menghadapi pandemi yang entah kapan akan berakhir ini,” ungkap Yunus, Selasa (5/1).
Forum Kepala Sekolah Swasta (FKKS) SMP Kabupaten Subang mendukung rencnana pembelajaran tatap muka. Ketua FKSS SMP Kabupaten Subang, Suhaerudin, S.Ag mengatakan, sesuai aspirasi mayoritas anggota mendukung rencana belajar tatap muka. Harus dipersiapkan secara matang dan memperhatikan kepentingan kesehatan peserta didik dan guru dan tenaga kependidikan.
“Pemda diharapkan segera untuk mengeluarkan regulasi terkait adaptasi kebiasaan baru pembelajaran tatap muka (AKB PTM),” katanya, Selasa (5/1).
FKSS mendukung Disdikbud Kabupaten Subang untuk segera melakukan verifikasi sekolah-sekolah yang siap tatap muka.
“Sekolah-sekokah swasta diharapkan mempersiapkan diri untuk persiapan AKB PTM terutama terkait prokes,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Subang, Ujang Sumarna menilai belajar tatap muka belum siap dilaksanakan di Subang. Dia mengaku telah melakukan pengecekan ke beberapa sekolah, dan hasilnya dapat disimpulkan bahwa belajar tatap muka belum siap dilakukan.
Sementara itu, orang tua siswa ada yang pro dan kontra mengenai rencana belajar tatap muka ini.
“Kalau saya memiliki keyakinan, jika sekolah menerapkan protokol kesehatan secara optimal, sekolah sudah bisa dilaksanakan dengan tatap muka. Apalagi saat ini kita ada di masa adaptasi kebiasaan baru. Kalau tidak berani memulai, ya lantas akan kapan,” ungkap Wildansyah (37) orang tua siswa SDN Soklat Subang, beberapa waktu lalu.