Menurutnya, selama ini belajar yang dilaksakan secara daring (online) sama sekali tidak optimal. Bukan soal pulsa dan jaringan internet, melainkan yang jauh lebih masalah adalah soal psikologis dari anaknya.
Wali siswa yang lain Vina Dahviyani (31) justru menyampaikan hal sebaliknya. Di tengah kasus tren positif Covid-19 yang semakin meningkat dia khawatir akan ancaman Covid-19 kepada anaknya. Apalagi kecenderungan anak-anak yang sulit diatur.
“Sekalipun misalnya mau memulai pembelajaran tatap muka, harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik,” ungkapnya.
Sementara itu, warga Cipaku Kecamatan Cibogo Romlah S (45) mengaku, sangat kecewa dengan keputusan pemerintah Kabupaten Subang yang memutuskan tatap muka untuk belajar di sekolah dibatalkan.
Baca Juga:Sejak Tahun Baru, Penjualan Nanas Subang Mulai NormalPT SEA Janjikan Beri PAD Ditahun 2021
“Kecewa aja. Pasar dibuka, pusat perbelanjaan dibuka ini sekolah belum tatap belajar juga ” Ujarnya.
Dia mengatakan, orang tua mengaku kesulitan dengan proses pembelajaran secara daring. Menurutnya, anak-anak engga belajar.
“Ini mungkin menjadi beban banyak orang tua murid yang sependapat dengan saya,” ujarnya.
Bupati Anne Tegas Tangguhkan Belajar Tatap Muka
Dengan berbagai pertimbangan, rencana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah-sekolah pada semua tingkatan di wilayah Kabupaten Purwakarta sementara ini ditangguhkan hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan.
“Baru saja kami melaksanakan rapat dengan satgas dan stakeholder pendidikan. Ada Disdik Purwakarta, KCD Pendidikan Wilayah 4, Kemenag, IDI dan IDAI, TNI serta Polri. Hasil koordinasi ini memutuskan Purwakarta akan menunda KBM tatap muka,” kata Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika usai Rapat Gugus Tugas Pembelajaran Tatap Muka Sekolah bersama sejumlah steakholder, di Bale Maya Datar, Selasa (5/1).
Sebelumnya, ada tiga kecamatan yang akan menggelar rencana KBM Tatap Muka, yaitu di Kecamatan Sukasari, Maniis dan Kiarapedes. “Namun karena perkembangan paparan Covid-19 di Purwakarta hari ini yang masih berstatus orange atau resiko sedang. Dengan berat hati dan Insya Allah keputusan ini terbaik, rencana KBM di tiga kecamatan tersebut kami tunda,” tuturnya.
Menurutnya, dalam rapat tadi dikemukakan juga berkaitan dengan kajian ilmiah oleh IDI dan IDAI Purwakarta. Kemudian ada masukan dari sejumlah pihak termasuk dari tenaga kesehatan.