SUBANG-Lama dibiarkan, empat kapal bantuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang rencananya akan diberikan kepada nelayan Patimban Subang kondisinya semakin parah. Bahkan, terlihat kapal tersebut hendak karam. Dalam pantauan di lokasi kapal bersandar, satu kapal sudah tidak ada di lokasi, satu karam dan dua kapal lagi hampir karam.
Keempat kapal tersebut rencananya sebelum diserahkan ke nelayan Patimban akan diperbaiki terlebih dahulu oleh pihak KSOP, dan akan dilengkapi dengan alat tangkapnya agar nantinya nelayan bisa menggunakan kapal ke laut lepas. Namun hingga kini masih tak ada kejelasan. Informasi beredar Kepala KSOP Patimban kini telah berganti per Senin (11/1) lalu.
Tokoh nelayan Patimban Desa Patimban Kecamatan Pusakanagara, Ened menyayangkan kapal kapal tersebut tidak cepat diperbaiki malahan seperti dibiarkan oleh pihak KSOP. “Kapal ini kan kondisinya ketika dibawa dari Probolinggo ke Patimban sudah tidak layak pakai, sedangkan sekarang ini kondisi kapal semakin rusak dan sudah ada yang karam. Ini kalau diperbaiki akan mengeluarkan biaya besar. Minimal setiap kapalnya bisa menghabiskan biaya Rp100 juta. Itu juga tidak full, paling 75 persen,” ujar Ened.
Baca Juga:Judul Tidak Update, Perpusda Andalkan Sumbangan Buku Kok Bisa!! Puluhan Ribu Warga Subang Terima Bantuan, Padahal Identitasnya Tidak Sinkron
Menurutnya, untuk perbaikan kapal seharusnya pihak KSOP berkoordinasi dengan pihak TPI agar perbaikan kapal tersebut sesuai apa yang diinginkan oleh nelayan. “Kalau perbaikannya asal asalan ya kami nelayan akan menolaknya. Kita menginginkan untuk perbaikan kapal tersebut harus difiber karena usia kapal tersebut sudah tua. Kalau tidak pake fiber tidak akan kuat lama, karena diperkirakan kapal tersebut pembuatannya tahun 2010, apalagi sekarang kondisi kapal tambah rusak karena karam,” tutur Ened.
Dana Perbaikan Jauh dari Cukup
Nelayan Patimban lainnya, Waslim mengharapkan perbaikan kapal bantuan dari Kemenhub ini bisa melibatkan nelayan. Pihak KSOP harus kerjasama dengan nelayan agar perbaikan kapal tersebut lebih transparan, bahan apa yang akan digunakan.
“Jangan sampai baru dipakai satu bulan kapal tersebut sudah rusak lagi, apalagi ada satu kapal yang sudah karam. Buat apa diperbaiki. Kalau diperbaiki juga percuma, lebih baik diganti dengan kapal yang baru. Apalagi ada informasi bahwa pihak KSOP akan memperbaiki empat kapal tersebut hanya dianggarkan Rp50 jutaan, pasti perbaikannya pun bakal asal-asalan,” timpal Waslim.