Adapun alasan pada sebagian masyarakat yang ekonominya sulit, mereka terpaksa harus keluar rumah demi mencari nafkah meskipun di tengah wabah. Karena sedari awal munculnya pandemi hingga detik ini. Pemerintah terkesan setengah hati untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Sistem Kapitalis Sekular yang diadopsi membuat Pemerintah hanya berfokus di penggenjotan ekonomi saja. Sayangnya, penggenjotan ini bukan bertujuan untuk memulihkan ekonomi masyarakat. Melainkan demi kepentingan para konglomerat. Sehingga pemerintah sendiri melalaikan kewajiban untuk mengedepankan keselamatan rakyat.
Padahal, Islam sangat memuliakan nyawa manusia. Saking berharganya nyawa manusia di sisi Islam, hingga salah satu hadis memaparkan bahwa nyawa mu’min yang tidak berdosa, lebih berharga dibanding runtuhnya ka’bah. Yaitu sebuah bangunan yang dijadikan kiblat oleh kaum muslimin. Yang terletak di kota suci Mekkah.
Baca Juga:Beragam Bencana Mewarnai Indonesia di Awal Tahun 2021Daerah Rawan Longsor di Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara
Seorang yang melakukan menghilangkan nyawa yang tidak bersalah akan dijerumuskan ke dalam neraka jahanam. “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa [4]: 93)
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (QS Al-Maidah: 32)
Karenanya, yang dibutuhkan rakyat saat ini dan seterusnya ialah sistem yang benar-benar serius mengurusi umat. Yaitu sistem yang senantiasa melahirkan kebijakan-kebijakan yang tepat. Apalagi kalau sudah menyangkut perkara nyawa manusia. Dibutuhkan sistem yang siap memertaruhkan apapun termasuk ekonomi. Sehingga, nyawa manusia terlindungi dan tak mudah hilang tanpa perkara yang hak, yaitu hanya sistem Islam.