Oleh: Lela Nurlela S.Pd.I
Pendidik
Di Awal tahun baru 2021 ini ragam bencana banyak terjadi di berbagai wilayah. Pada sabtu (9/1) terjadi bencana longsor di Sumedang, Akibatnya 38 orang meninggal, 29 rumah rusak dan ribuan orang mengungsi.
Pada Rabu (13/1), bencana banjir terjadi di Kalimantan selatan. Menurut LAPAN, sebanyak 13 kabupaten/ kota terdampak. Akibatnya 15 orang meninggal dan 112.709 orang mengungsi.
Selain di Kalsel, pada sabtu (16/1) banjir dan longsor terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Banjir juga terjadi di Kabupaten Lamongan dan Sidoarjao Jawa Timur, Kabupaten Pidie, Aceh hingga kota Cirebon Jawa Barat. Paling akhir, selasa (19/1) banjir terjadi di kawasan Puncak Bogor.
Baca Juga:Islam Menjamin Kesejahteraan RakyatKelangkaan Pupuk dan Kebutuhan pada Sistem Islam
Selain Banjir juga terjadi gempa Bumi di Mamuju dan Majene pada kamis (14/1). Akibatnya 88 orang meninggal per (19/1) berdasarkan pencatatan Basarnas Makasar.
Bencana lainnya adalah gunung meletus. Gunung Semeru di Jawa Timur mengeluarkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur kurang lebih 4,5 kilometer pada sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB.
Bagi orang yang beriman, berbagai macam musibah atau bencana tentu merupakan ketetapan Allah SWT. tidak mungkin dicegah atau ditolak dan akan menjadikan sikap sabar sebagai pilihan dalam menyikapi bencana atau musibah. Ia meyakini bahwa sebagai manusia tidak bisa menolak ketentuan Allah SWT. Karena itu ia wajib menerima qada dan takdir Allah SWT.
Kesabaran menghadapi musibah harus disertai perenungan untuk menarik pelajaran guna membangun sikap, tindakan dan aksi ke depan guna demi membangun kehidupan yang lebih baik. Termasuk untuk mengurangi potensi terjadinya bencana dan meminimalkan atau meringankan dampaknya.
Dalam semua bencana ada dua hal yang harus direnungkan. Pertama, penyebabnya. Kedua, pengelolaan dampak bencana termasuk rehabilitasi.
Terkait penyebab bencana alam, memang terjadi sesuai kehendak dan ketentuan-Nya sebagai qada-Nya.
Namun demikian Alloh SWT memperingatkan, banyak musibah yang terjadi melibatkan peran manusia. “Musibah apa saja yang yang menimpa kalian itu adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar (dosa-dosa kalian).”
(TQS. asy-Syura: 42)
Baca Juga:Trend Anak Gugat Orang Tua, Potret Buram Keluarga MuslimMcGregor Kalah, Khabib Nurmagomedov Bilang Gini
Hal itu terlihat jelas dalam musibah banjir. Banjir terjadi ketika neraca air permukaan positif, neraca air ditentukan empat faktor: curah hujan, air limpahan dari wilayah sekitar, air yang diserap tanah dan ditampung oleh penampungan air dan air yang dapat dibuang atau dilimpahkan ke luar.