Secara eksternal, problem keluarga juga dipengaruhi kondisi global yang mengungkungnya. Globalisasi dengan makna kapitalisasi dan liberalisasi memberikan andil yang signifikan bagi arah perubahan dunia di era millennium ini. Globalisasi juga telah suskes menancapkan nilai sekulerisme dan materialisme yang sarat dengan budaya hedonis dan permisif ke tengah keluarga.
Istri yang berani pada suami, anak yang membangkang pada orang tua dianggap sebagai kemajuan yang layak mendapatkan perlindungan hukum. Ditambah lagi serangan budaya pergaulan bebas di luar rumah, memberi peluang bagi pasutri untuk mencari kenyamanan di luar rumah setiap kali mengalami konflik keluarga. Senyatanya, keluarga kini tengah berlomba-lomba mengejar kehidupan duniawi sementara mereka melupakan rambu-rambu Allah SWT atas kehidupan ukhrawi yang bakal mereka lalui kelak.
Senyatanya, sistem sekuler yang menjauhkan Islam dari kehidupan telah menjadikan keluarga terombang-ambing oleh gelombang penghancuran. Rapuhnya penerapan syariat Islam di internal ditambah serangan yang kuat dari luar menjadikan keluarga rapuh.
Baca Juga:McGregor Kalah, Khabib Nurmagomedov Bilang GiniKasus Terus Meningkat, Dinamika Penanganan Pandemi Covid 19
Kondisi ini tentu tak akan terjadi jika ideologi Islam hadir di dunia. Islam menjadi tolok ukur kebenaran, arah kebahagiaan dan standar berbagai kebijakan negara.
Oleh karena itu, sesungguhnya satu-satunya cara untuk menyelamatkan keluarga adalah dengan menegakkan Islam sebagai ideologi umat. Artinya, secara internal keluarga mengikatkan diri dengan Islam dalam seluruh aspeknya. Di sisi lain, umat harus mengupayakan berperannya Islam sebagai sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga mampu menopang tegaknya keluarga muslim sejati yang akan mengantarkan kepada peradaban yang sejahtera dan bermartabat.
Upaya untuk mewujudkan keluarga muslim sejati. Pertama, membangun ketakwaan keluarga. Mendidik anak-anak dengan menumbuhkan ketaqwaan dan akhlak yang mulya Ketakwaan yang dimilki setiap anggota keluarga akan melahirkan sikap tunduk patuh pada ketentuan Allah SWT (syariat Islam).
Rasulullah. Saw bersabda “tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pada akhlak yang baik( HR. At Tirmidzi) Kedua, membangun tanggung jawab masyarakat dengan kepedulian dan amar makruf nahi munkar baik di tingkat masyarakat maupun terhadap penguasa sehingga tidak ada pembiaran terhadap kedzaliman Ketiga, membangun sistem Islam. Sistem ini adalah sistem yang memberlakukan Islam dalam semua bidang baik politik, hukum, ekonomi, sosial, pendidikan, keamanan dan lainnya. Allah SWT memerintahkan agar kaum muslim berhukum dengan hukum-hukum Islam dan mencela orang-orang yang menggunakan hukum jahiliyah.