JAKARTA-Pemerintah telah memulai vaksinasi virus Corona (COVID-19) sejak 13 Januari 2021 lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah orang pertama yang divaksin. Hingga saat ini, vaksinasi terus dilanjutkan dengan prioritas utama tenaga kesehatan (nakes).
Menurut laporan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam Forum Diskusi virtual Salemba 46, hingga saat ini sudah lebih dari 400.000 orang di Indonesia yang telah divaksinasi.
“Sudah 400.000 vaksin di Indonesia sudah disuntikkan, 400.000 lebih. Kita akan teruskan ini,” kata Suahasil, Sabtu (30/1).
Baca Juga:Februari, Pulsa Hingga Token Listrik Kena PajakAbu Janda Sentil Susi Pudjiastuti: Sumbu Pendek!
Indonesia saat ini menggunakan vaksin Sinovac dalam program vaksinasi. Vaksin buatan produsen farmasi asal China itu harus disuntikkan dua kali untuk menuntaskan vaksinasi COVID-19. Menurut Suahasil, salah satu orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 kedua kali di Indonesia adalah Jokowi.
“Ada yang sudah dapat 2 kali yang seperti bapak presiden karena dia vaksin tanggal 13 maka tanggal 28 sudah vaksin lagi, jadi ada yang sudah dua kali. Tetapi yang sudah dua kali masih sedikit,” papar dia.
Ia menegaskan, pemerintah tetap mengutamakan penanganan kesehatan demi mengakhiri pandemi Corona ini. Oleh sebab itu, selama proses vaksinasi berlangsung, pemerintah mengimbau masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan.
“Dan akan disediakan vaksin gratis. Ini untuk memastikan bahwa intervensi kesehatan sekarang ini yang paling utama. Pengetataan 3M dan 3T akan kita teruskan,” ujarnya.
Selain upaya-upaya itu, pemerintah juga meneruskan program penyediaan alat pelindung diri (APD), dan alat kesehatan lainnya untuk memerangi COVID-19. Secara keseluruhan, pemerintah menyiapkan anggaran hampir Rp 200 triliun untuk penanganan kesehatan demi memerangi COVID-19.
“Intervensi lainnya seperti penyediaan APD, sarana prasarana, dan alat kesehatan akan kita teruskan. Jangan salah untuk yang namanya kesehatan bukan hanya Rp 73 triliun untuk vaksin saja. Tetapi kita menyiapkan hampir Rp 200 triliun kita belanjakan untuk sektor kesehatan. Ini kita lakukan agar game changer yang pertama ini bisa berjalan di tahun 2021,” pungkasnya.(red)