Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Institut Literasi dan Peradaban
Awal tahun ini, hujan turun intensitasnya sudah mulai meningkat. Beberapa wilayah diterjang banjir, seperti Jawa barat, Jawa timur dan sebagian Jawa tengah yang memang setiap tahun sudah jadi langganan banjir. Hingga yang mengejutkan adalah Kalimantan Selatan, yang selama ini dikenal dengan paru-paru dunia sebab areal hutannya yang luas dan masih asli kini hancur diterjang banjir.
Pejabat menuduh penyebab banjir adalah hujan, pejabat lainnya menuduh rakyat yang suka buang sampah sembarangan. Meskipun alam punya mekanisme alamiah. Namun jika berlangsung tahunan dan parah pastilah ada campur tangan manusia serakah yang tak memperdulikan keseimbangan alam.
Sidoarjopun mengalami hal yang sama, banjir di beberapa titik tak juga surut bahkan setiap tahun seperti ritual biasa. Pihak dinas PU terlihat memperbaiki beberapa ruas jalan yang mengalami hancur dengan tambalan aspal, tak hanya jalan desa namun juga jalan kota dan antar provinsi. Namun begitu hujan, tambalan itu hanyut bersama banjir. Jalan adalah salah satu fasilitas umum yang menjadi hak rakyat. Mengapa pemerintah terkesan asal-asalan.
Baca Juga:Alat Palak Kesehatan ala KapitalismeIstiqamah Dalam Melakukan Amar Makruf Nahi Mungkar
Pemerintah daerah mengambil solusi dengan Betonisasi jalan. Hal tersebut disampaikan PJ Bupati Sidoarjo Hudiyono, Selasa 19 Januari 2021, keputusan itu dianggap tepat bukan karena kurangnya tenaga di dinas PU BM SDA, namun memang untuk penanganan jalan rusak butuh kebijakan prioritas.
“Karena jalan raya termasuk fasilitas publik yang vital dan memiliki dampak luas jika tidak ada solusi. Selain sudah banyak makan korban karena kecelakaan, jalan rusak akan menghambat ekonomi,”ungkap Hudiyono.
“Saking banyaknya ruas jalan yang harus ditembel dan kembali mengalami kerusakan, kalau setiap tahun mengandalkan Dinas PU Bina Marga melakukan perbaikan saya kira tidak mampu. Solusinya ya jalan kabupaten di beton semua”, tambahnya. Dari sisi kekuatan beton pun dianggap lebih kuat dalam menghadapi hujan dibanding aspal, sehingga biaya perawatannya lebih murah (sidoarjoterkini.com,19/1/2021).
Betonisasi adalah cara termudah dan biaya termurah. Mengapa tak berani beri yang terbaik untuk infrastruktur? Terlebih dikatakan bahwa perbaikan jalan butuh kebijakan prioritas. Jika demikian adanya mengapa tidak segera diprioritaskan. Nyatanya untuk urusan rakyat masih ada perhitungan untung rugi. Padahal APBD sebagian besar berasal dari pajak yang dibayarkan rakyat.