Kapitalisme telah menjadikan masalah kesehatan khususnya bidang kedokteran dan farmasi yang merupakan hak dasar bagi rakyat, sebagai komoditas sah untuk dikomersilkan meski di kala pandemi. Kebijakan pemerintah saat ini berputar pada kemaslahatan korporasi dan oligarki. Wajarlah seluruh permasalahan di negeri ini tak kunjung selesai.
Masa pandemi yang belum juga reda serta berbagai problematika yang muncul karenanya, adalah bukti kegagalan sistem kapitalisme dalam menanggulangi pandemi. Sistem batil yang menjadikan akal manusia sebagi pemutus perkara, telah menghantarkan kebijakan yang hanya mengakomodasi kepentingan penguasa yang dalam hal ini adalah para pemilik modal.
Kapitalisme juga meniadakan peran pemerintah sebagai pengatur masyarakat. Sistem ini telah lalai dan tidak mampu menjamin kebenaran informasi yang beredar di masyarakat, karena dalam sistem kapitalisme yang menafikan peraturan agama dalam kehidupan, kebebasan berpendapat merupakan hal yang dijunjung tinggi. Sehingga negara tidak mampu menghentikan siapapun untuk mengeluarkan pendapat, terlepas itu benar atau salah menurut syariat Islam.
Baca Juga:Hujan Membawa BerkahBersama Kita Perangi Miras
Untuk meminimalisir perlu adanya sosialisasi dan edukasi yang masif serta tepat sasaran secara terus menerus sehingga yang terbentuk adalah kesadaran bukan pemaksaan. Tindakan pemerintah yang menuai banyak kritik namun mengabaikannya, sehingga masyarakat menilai bahwa penguasa sudah tidak mau mendengar aspirasi rakyat, masukan dari para ahli mengenai cara penanganan pandemi. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya rasa percaya terhadap apapun yang dilakukan penguasa.
Berbeda dengan khilafah, kebijakan pemimpin dalam Islam yang berdiri sendiri tanpa campur tangan asing, telah menghantarkan pada kebijakan yang selalu ada maslahat bagi umat. Gelontoran dana begitu besar bagi penelitian, untuk bisa cepat menemukan vaksin yang aman dan efektif. Khilafah tidak mengandalkan vaksin dari negara lain, apalagi negara kafir harbi.
Kebijakannya yang memang berfokus pada umat, akan serta merta membuat masyarakat percaya kepada pemerintah, kebijakan yang diambil betul-betul hanya untuk kesejahteraan rakyat, tidak ada kepentingan apapun mereka ikhlas karena Allah dalam menjalankan amanahnya. Istimewanya, dorongan iman warga negara Khilafah menjadi modal berharga bagi negara, sehingga rakyat percaya kepada penguasa dan patuh pada protokol kesehatan yang ditentukan. Sebab, rakyat ingin mendapatkan pahala dengan taat kepada pemimpin yang amanah menjalankan perintah Allah Swt.