Dengan begitu, konsep link and match antara perguruan tinggi dan dudi diharapkan terwujud. Karena lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berkontribusi terhadap dudi dan pertumbuhan ekonomi.
Inilah paradigma ekonomi kapitalisme, kolaborasi yang harmonis antara dunia pendidikan dan industri dimaknai sebagai keberhasilan suatu institusi pendidikan.
Selain itu, sistem ekonomi yang diterapkan negeri ini telah menjadikan negara lepas tangan dalam urusan publik, termasuk pendidikan. Sistem pendidikan pun di bawah bayang-bayang konglomerasi. Maka dari itu, perubahan sistem pendidikan tak mungkin bisa dilakukan jika sistem ekonominya masih bercorak kapitalisme.
Baca Juga:(E-Paper) Pasundan 1 Februari 2021Generasi Unggul Tak Lahir Dari Peradaban Mandul
Sungguh, kurikulum di Indonesia yang berubah-ubah tak akan mampu membawa perubahan fundamental, selama corak sistem ekonominya masih kapitalistik.
Dan keberadaan sistem ekonomi kapitalistik ini telah dijaga oleh sejumlah undang-undang. Maka untuk mengubah sistem ekonominya pun haruslah mengubah sistem politik negeri ini yang berasaskan demokrasi sekuler.
Adapun sistem pemerintahan yang terbukti efektif dan mampu memimpin dunia selama 13 abad adalah sistem pemerintahan Islam Khilafah. Khilafahlah yang akan menjadikan sistem pendidikan sepenuhnya diurusi oleh negara. Sehingga orientasinya bukan lagi untuk menjadi faktor produksi, yang memperkuat keberadaan konglomerasi di tanah air.
Pendidikan adalah pilar kebangkitan Islam, karena dari sana akan terlahir generasi cemerlang yang bangkit pemikirannya. Lalu dengan segenap ketakwaannya, mereka siap berkontribusi secara maksimal dalam membangun peradaban.
Begitu pun dalil-dalil syariat yang menjelaskan keutamaan ilmu, telah menjadikan pendidikan sebagai tempat mendulang pahala yang berlimpah. Dalam kitab Nidzom Al-Islam, yang ditulis oleh Syekh Taqiyuddin An-Nabhani telah digambarkan secara umum kebijakan pendidikan Islam, yaitu
Pertama, kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam.
Kedua, strategi pendidikan adalah membentuk pola pikir dan pola sikap Islam.
Ketiga, tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan.
Baca Juga:Viral! Kepala Desa Dicegat di Tengah Jalan Lantaran Bawa Istri OrangAkun Donald Trump Diblokir, Dewan Pengawas Minta Pendapat Publik
Keempat, Ilmu-ilmu terapan (seperti matematika) harus dipisahkan dengan ilmu-ilmu tsaqafah. Ilmu-ilmu terapan diajarkan menurut kebutuhan dan tidak terkait dengan jenjang pendidikan tertentu.
Di tingkat Perguruan tinggi, ilmu-ilmu tsaqafah boleh diajarkan secara utuh seperti halnya ilmu pengetahuan yang lain, dengan syarat tidak mengakibatkan adanya penyimpangan dari strategi dan tujuan pendidikan.