Praktek Jual Dedet Bikin Gereget

Praktek Jual Dedet Bikin Gereget
0 Komentar

Oleh : Umniyatul Ummah
Ibu Rumah Tangga, Pegiat Dakwah

Jual dedet dalam bahasa sunda diartikan menjual barang sambil setengah memaksa. Padahal kondisi tempat maupun barang tersebut bisa jadi sudah penuh tidak memungkinkan untuk diisi lagi. Namun inilah yang terjadi di dunia pendidikan kita akhir-akhir ini, selalu saja ada oknum yang memanfaatkan situasi maupun kedudukannya.

Seperti yang terjadi di Korwil Dinas Pendidikan Ciparay Kabupaten Bandung dimana belum lama ini terdapat praktek jual dedet yang dilakukan oleh salah satu oknum penilik di korwil tersebut.

Praktek setengah memaksa ini membuat para Kepala Sekolah (KS) SD di Korwil Ciparay mengeluh. Kali ini barang yang dijual berupa matras dan buku penghubung. Belum lagi mereka harus mengutak-atik uang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sementara belum ada koordinasi untuk memasukan barang dengan korwil. Akan tetapi para KS ini tidak berani mengadukan oknum penilik yang jual dedet ini karena oknum berinisial AB ini termasuk orang yang mempunyai pengaruh.

Baca Juga:Sistem Sekuler-Liberalisme Mencekik, Ketahanan Keluarga TercabikHanya Gibran yang Jadi Saingan Kuat Anies Baswedan Jika Pilkada 2022 Digelar

Hampir semua KS SD yang ada di Ciparay merasa gerah dengan ulah AB dan mereka berharap Disdik menegurnya karena kejadian ini bukan sekali dua kali oknum menyebar berita fitnah untuk merongrong kebijakan korwil. Dejurnal.com, Minggu (17/1/2021).

Lagi-lagi dunia pendidikan tercoreng karena ulah oknum tak bertanggung jawab. Semestinya di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih terus mengintai setiap nyawa manusia, hal itu tak perlu terjadi. Rakyat sudah dibuat sulit dari berbagai sisi, dari pemenuhan kebutuhan hidup hingga kesehatan dan pendidikan.

Hal ini menandakan bahwa dunia pendidikan kita nampak sedang bermasalah. Dari visi, misi, kurikulum, tujuan, metode pembelajaran, hingga pada evaluasi pendidikan. Tidak hanya dalam tataran konsep, dalam hal teknis pun demikian. Buruknya politik anggaran untuk pendidikan tak jarang membuat gap antara pusat dan daerah selalu dalam kondisi memprihatinkan. Baik soal aksesibilitas, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, sampai tersedianya tenaga pendidik yang berkualitas.

Tak dapat dipungkiri, selama bangsa ini masih mengemban sistem pendidikan sekuler, yang didukung negara yang juga menganut sistem kapitalisme sekuler, negeri ini akan tetap dalam kondisi bermasalah. Sebab sistem sekuler tegak di atas akidah memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga aturan yang ada jauh dari sisi agama. Padahal agama adalah pondasi bagi setiap manusia, yang akan menuntun setiap langkah mengarungi kehidupan dunia.

0 Komentar