Inilah yang menjadi penyebab lahirnya generasi durhaka, diasuh dan dibina dalam sistem sekuler-liberalisme. Rapuhnya pertahanan keluarga akibat liberalisme, menghasilkan generasi yang memiliki pribadi tak beradab dan bergaya hidup bebas. Bebas berpendapat, bebas beragama, bebas berbuat sesuka hati, dan kebebasan ini dilindungi oleh negara.
Bukan hanya keluarga yang tak menjalankan perannya dengan baik, negara pun turut andil melahirkan fenomena anak durhaka ini. Misalnya, negara begitu lemah dan membiarkan tontonan porno, kekerasan beredar bebas dan mudah diakses. Peredaran miras dan narkoba tak kunjung diberantas. Pendidikan yang disajikan pun berbasis sekuler yang cacat, dan menghasilkan orang yang cakap ilmu namun bobrok perilakunya. Sebab pendidikan sekuler memisahkan urusan agama dengan kehidupan.
Mewujudkan keluarga yang mampu melakukan fungsinya secara memadai, hanya akan terlaksana dalam sistem Islam. Islam sebagai ideologi yang memiliki seperangkat aturan sempurna, akan mengatur manusia, alam semesta, dan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Begitu pun dengan keluarga, peran dan pendidikannya. Aturan Islam akan tegak ketika tiga pilar pembentuknya ada, yaitu : ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan penerapan syariat oleh negara.
Baca Juga:Hanya Gibran yang Jadi Saingan Kuat Anies Baswedan Jika Pilkada 2022 DigelarJalur Pantura Rusak, Pemotor Diminta Hati-hati
Pertama, ketakwaan individu yang memahami Islam menyeluruh dan menjadikan syariat sebagai penyelesaian segala masalah. Setiap anggota keluarga akan memahami hak dan kewajibannya. Ibu sebagai pendidik dan pencetak generasi, yang akan menjalankan perannya secara optimal, fokus mendidik anak-anaknya dengan pengajaran Islam dan menjadi teladan bagi mereka. Ayah sebagai kepala keluarga akan menjalankan perannya dalam mencari nafkah dan mengayomi keluarga. Maka dapat dipastikan generasi yang dibina dalam payung Islam, menghasilkan generasi yang cemerlang, menghormati, dan berbakti kepada orangtuanya. Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw. bersabda:
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaknya ia berbakti kepada orangtuanya dan menyambung silaturahmi.” (HR. Ahmad)
Keluarga pun akan terbebas dari tindak kekerasan, karena masing-masing memahami perannya. Sehingga seluruh anggota keluarga akan hidup harmonis.
Kedua, kontrol masyarakat. Beramar makruf nahi munkar jika ada saudaranya yang berbuat salah. Masyarakat akan berbondong-bondong mengingatkan. Sehingga jika ada masalah yang terjadi, tidak akan dibiarkan berlarut-larut dan akan segera diselesaikan dengan aturan Islam.