Oleh: Ummu Haritsa
Ditengah wabah Covid 19 yang tidak kunjung berakhir, berbagai kesulitan, kezaliman dan kemungkaran terus berlanjut. Bagi seorang muslim adanya wabah merupakan pengingat bahwa Allah hendak mengingatkan umatnya agar kembali ke jalan yang Allah ridhoi. Bagi yang memahami hakekat wabah tidak cukup hanya memperbaiki diri sendiri tetapi harus peduli dengan saudaranya yang lain yaitu dengan melakukan amar makruf nahi mungkar, agar saudara kita yang lain pun berhenti berbuat dzalim dan Munkar.
Amar makruf nahi mungkar adalah kewajiban penting dalam Islam dan mengandung banyak keutamaan. Di antara keutamaannya, amar makruf nahi mungkar merupakan ciri khas kaum Mukmin sekaligus menjadi ciri umat terbaik. Allah SWT berfirman:
وَٱلمُؤمِنُونَ وَٱلمُؤمِنَٰتُ بَعضُهُم أَولِيَاءُ بَعض يَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَٰئِكَ سَيَرحَمُهُمُ ٱللَّهُ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيم
Orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka melakukan amar makruf nahi mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat serta mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (TQS at-Taubah [9]: 71).
Baca Juga:Mimpi Penuntasan Wabah dengan Penanganan Setengah-SetengahPendangkalan Akidah di Balik Moderasi Agama
Salah satu ciri khas kaum Mukmin yaitu amar makruf nahi mungkar. Berbeda dengan kaum Bani Israil terlaknat yang tidak melarang kemungkaran di antara mereka (QS al-Maaidah [3]: 79). Berbeda pula dengan kaum munafik yang malah melakukan amar mungkar nahi makruf (QS at-Taubah [9]: 67).
Kemuliaan umat Muhammad saw. juga antara lain karena amar makruf nahi mungkar yang mereka lakukan. Allah SWT berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengimani Allah (TQS Ali Imran [3]: 110).
Jadi, selama berpegang teguh dan memelihara ciri khasnya, yaitu amar makruf nahi mungkar, umat Islam pasti menjadi umat terbaik. Sebaliknya, jika umat Islam meninggalkan amar makruf nahi mungkar, akan lenyaplah predikat agung itu dari diri mereka.
Meninggalkan aktivitas amar makruf nahi mungkar akan menimbulkan bahaya yang besar. Saat amar makruf nahi mungkar ditinggalkan, Allah SWT akan mendatangkan azab-Nya kepada semua pihak, baik pelaku kemungkaran ataupun bukan.
Suatu kemungkaran yang terjadi di muka bumi, jika tidak ada seorang pun yang berusaha mengubahnya, akan menyebar. Kerusakan pun akan meluas. Jika kondisi sudah demikian, azab Allah SWT akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat; baik yang shalih maupun tidak; pelaku kebajikan maupun pelaku kemungkaran; yang adil maupun yang zalim. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT: