Namun tidaklah heran dalam sistem kapitalisme sekulerisme hal ini terjadi. Sistem yang merupakan hasil buatan manusia yang serba lemah ini, mempunyai asas memisahkan agama dari sendi-sendi kehidupan termasuk dunia pendidikan. Atas nama moderasi, itulah salah satu alasan kebijakan Kemenag membuka peluang guru Kristen mengajar di sekolah Islam. Agar Islam tidak eksklusif terhadap agama lain. Sehingga sangat wajar menempatkan guru nonmuslim di madrasah. Karena pendidikan yang berbasis sekuler, sosok guru hanya bertugas menyampaikan materi yang diembannya.
Sedangkan menanamkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai kehidupan bukan ranah mereka. Sehingga output yang dihasilkan dari sistem ini mengejar kecerdasan semata. Tidak ditujukan membentuk kepribadian. Malah sebaliknya pendidikan dijadikan penopang mesin kapitalisme yaitu sekadar untuk menyediakan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keahlian namun kosong dari nilai-nilai agama dan moral. Akhirnya akan melahirkan manusia robotik, pintar, dan terampil namun jauh dari akidah yang diyakininya.
Berbeda dengan Islam, Islam sebagai agama yang diturunkan Allah Swt. kepada Rasulullah saw. tidak sekedar mengatur ibadah mahdhoh semata. Islam hadir untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam secara rinci mempunyai aturan yang sempurna dalam mengatur pendidikan. Sistem pendidikan Islam menjadikan akidah sebagai landasan utama. Dimana akidah Islam mempunyai konsekuensi harus taat terhadap syariat Islam. Begitu juga dalam pemilihan guru di sekolah Islam maka haruslah satu akidah. Karena tugas guru dalam Islam selain menyampaikan materi pelajaran, juga harus mampu menanamkan nilai-nilai Islam terhadap para siswa. Hal ini sejalan dengan tiga basis kurikulum dalam sistem pendidikan Islam. Pertama, mewajibkan peserta didik memiliki kepribadian Islam.
Baca Juga:Mencetak Generasi Terbaik Butuh Sistem TerbaikIslam Mengatasi Kemiskinan
Yaitu mempunyai pola pikir dan pola sikap yang berpijak pada akidah Islam. Kedua, para peserta didik harus menguasai tsaqafah Islam. Yaitu pengetahuan tentang Islam seperti: hukum-hukum Islam, fikih, Bahasa Arab, dan lain-lain. Ketiga, peserta didik wajib menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek). Iptek merupakan sesuatu yang bebas nilai dan bersifat umum. Ilmu pengetahuan juga diperlukan untuk kemajuan material. Seperti ilmu penerbangan, kedokteran, kimia, fisika, biologi, pertanian, pertenakan, teknik, industri pangan, dan sebagainya.